Langsung ke konten utama

Reuni Banci

REUNI BANCI
PROLOG
(SUARA MENGGEMA MEMBUAT BERGIDIK TIAP ORANG YANG BERIMAN MENDENGARNYA)
AN-NUR : AYAT 1
Suratun anzalnaha wa faradnaha waanzalna fiha ayatim bayinatil la’alakum tazakkarun
“(inilah) suatu surah yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukumnya), dan Kami turunkan di dalamnya tanda-tanda (kebesaran Allah) yang jelas agar kamu ingat.”
AL-HUJURAT: AYAT 13
Ya ayyuhan-nasu inna khalaqnakum min zakariw wa unsa wa ja’alnakum syu’ubaw wa qaba’ila lita’arafu, inna akramakum ‘indallahi atqakum, innallaha ‘alimun khabir.
“Wahai  manusia! Sungguh, Kami  telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa, Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.
PUTARAN 1
REMBANG SENJA. HENING. SUASANA BEGITU MENCEKAM. SESAAT TERDENGAR DERAP LANGKAH KAKI  ORANG BANYAK. TAMPAK ROMBONGAN IRING-IRINGAN YANG BERGERAK  DENGAN LANGKAH-LANGKAH AGAK CEPAT. TERLIHAT DI DEPAN SEKALI  DUA ORANG YANG MEMIMPIN LANGKAH ROMBONGAN—SEPERTINYA PEMUKA MASYARAKAT DAN KEPALA KELUARGA. DI BELAKNGNYA ENAM ORANG LELAKI MENGGOTONG KERANDA—KEMATIAN—YA MEREKA MENGHANTAR JENAZAH KE PEMAKAMAN, ENTAH APA NAMA PEMAKAMANNYA—ORANG-ORANG DI SEKITAR MENYEBUTNYA “JANTINA” . KARENA KEBANYAKAN YANG DIMAKAMKAN DI SITU TIDAK JELAS JENIS KELAMINNYA. SEMENTARA BEBERAPA ORANG DI BELAKANG PENGGOTONG KERANDA TERLIHAT RESAH, PENUH KHAWATIR DAN RASA TAKUT. DAN TERNYATA MEMANG TERJADI APA YANG TERBERSIT DI BENAK ORANG-ORANG ITU: TIBA-TIBA SAJA KERANDA YANG DIGOTONG BERGUNCANG. GUNCANGAN KERANDA TERSEBUT MEMBUAT OLENG ENAM ORANG YANG MENGGOTONGNYA HINGGA MEREKA JATUH JUMPALITAN TIDAK KERUAN. SUASANA BERTAMBAH PANIK KETIKA JENAZAH MENGGELONGSOR KELUAR DARI KERANDA. TAK AYAL LAGI DEMI MENYELAMATKAN DIRI MEREKA BERLARI PONTANG PANTING BERSAMA KETAKUTANNYASEPENGGALAN SAJA JENAZAH YANG MASIH BERBUNGKUS KAFAN BANGKIT LALU DUDUK. JENAZAH ITU MERONTA-RONTA BERUSAHA MELEPASKAN KAFAN YANG MEMBUNGKUSNYA. DAN TAK LAMA KAFAN BAGIAN MUKA TERSIBAK SEKETIKA TERLIHAT WAJAH MAYAT ITU.
“Aku tidak mau mati dengan cara ini. Aku laki-laki. Aku harus kembali pada fitrahku. Kodratku bukan perempuan. Aku sudah bertaubat. Tapi mengapa mereka masih mendandani mayatku seperti perempuan. Lihat! Lihat! Lihat! Aku didandani seperti ini. Aku tidak mau! Aku malu kepada Tuhan. Aku malu kepada Allah Azawajalah.” 
RUANGAN PENUH GEMURUH DENGAN SUARA-SUARA IMAJINIR. JENAZAH BERGERAK KE SANA KE MARI DEMI MELEPASKAN DIRI DARI KAFANYANG MEMBUNGKUSNYA. SEKETIKA RUANG GELAP.
PUTARAN 2
KOTA MEGAPOLITAN. KOTA YANG MAKIN ANEH TATANAN KEHIDUPANNYA. KOTA YANG BIAS DALAM PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGGANYA BAIK SECARA SISTEM MAUPUN ALAMI. MEREKA, MANUSIA-MANUSIA YANG TERLAHIR DI ERA MORDENISASI DAN GLOBALISASI JUGA MAKIN TIDAK JELAS ARAH DAN TUJUAN HIDUP DAN KEHIDUPANNYA SEHINGGA MEREKA TIDAK LAGI DAPAT MEMAKNAI HIDUP DAN KEHIDUPAN.

SEKELOMPOK JANTINA MUNCUL MENGISI LATAR PANGGUNG DUNIA GLAMORISASI. MEREKA TERSENYUM. MEREKA BANGGA MENGEKSISTENSIKAN DIRI. MEREKA BERDANDAN MEREKA TERSENYUM DAN TERTAWA MEREKA MENGEKSPRESIKAN DIRI DENGAN MENARI DAN MENYANYI.
DI SUATU ACARA PEMILIHAN RATU-RATUAN—RATU BANCI TERLIHAT 10 NOMINASI BANCI DARI BERBAGAI DAERAH DI NUSANTARA.
BANCI 1
Namaku Beti. Aku nominasi dari Jakarta.

BANCI 2
Namaku Beang. Aku nominasi dari Solo.

BANCI 3
Namaku Lisa. Aku nominasi dari Papua.

BANCI 4
Namaku Barbi. Aku nominasi dari Madura.

BANCI 5
Namaku Mona. Aku nominasi dari Sumatra Barat.

BANCI 6
Namaku Tince. Aku nominasi dari Tegal.

BANCI 7
Nama aku  Aku nominasi dari Ambon.

BANCI 8
Nach, kalau nama abdi Ntin Suhaetin. Abdi mah berasal dari sunda.

MC
(TERTAWA NGAKAK) Heh, maaf, saya kelepasan saking lucu dan anehnya. Hhhmm, saya juga aneh, kan. Yach, itulah ke delapan nominasi pemilihan Ratu Jantina Sekarat, maaf maksud saya se jagad. Nach, untuk menentukan siapa saja yang masuk ke peserta tiga besar, para juri akan mewawancarai mereka. Mari kita mulai saja wawancara peserta dengan dewan juri.

JURI 1
Silakan sebutkan nama ye satu per satu dan berikan alasan mengapa pilih nama itu dan sedikit latar belakang kenapa ye pada jadi manusia begini, gak jelas.

PUTARAN 3
BANCI 1
Namaku Beti. Alias Bencong Tikungan. Aku jadi begini karena waktu kecil aku sering nongkrong di tikungan dengan teman-teman tiap malam. Lalu peristiwa menggemparkan masyarakat sekitar menimpa diriku. Hujan turun deras. Waktu itu aku mau berlari pulang, tapi tiba-tiba langit gelap, guntur menggelagar dan kilat menyambar-nyambar, dan achhhh, ‘dasar’ kilatnya iseng aja, kilat itu menyambar selangkanganku hingga menghanguskan dan menghabiskan penghuni yang ada di selangkanganku. O, ya aku dulu sering ikut kejuaraan cheersleader. Tapi nggak lama aku dikeluarkan dari grup alasannya aku terlalu kurussss sekali.

JURI  1
(TERTAWA NGAKAK) Cukup! Cukup mengharukan. Ya selanjutnya.

BANCI 2
Namaku Beang. Alias Bencong Angkringan. Aku nominasi dari Solo. Aku jadi begini karena kesalahan bapakku pedagang angkringan. Waktu itu bapakku sibuk melayani pelanggan yang ingin makan di warung angkringan bapakku. Saking sibuknya bapakku menyenggol panci berisi air panas hingga tumpah dan menyiram sate kikilku. Uuuhh, sate kikilku mateng. Sedih rasanya kehilangan sate kikil. Hmm, kalau prestasi sech aku pernah menjuarai lompat jauh tingkat banci se Jawa Tengah. Tapi gak lama aku berhenti karena selangkanganku sobek akibat loncatnya kejauhan.. Terpaksa aku harus operasi selaput dara. Aku nggak ingin keperawananku hilang sia-sia.



JURI  2
Aduh, serem banget sampe nggak bisa nangis nih eke. Jadi habis dong tuch kikil ye. Coba dech ye cari di tukang sate padang atau sate Madura barang kali masih ada yang … ahhh, kok jadi eke yang nawarin sech. Hhmm, selanjutnya.

BANCI 3
Namaku Lisa. Alias Lilitan Sange. Aku nominasi dari Papua. Waktu itu saya masih kecil. Main-main di hutan. Tiba-tiba ada ular besar sekali, melilitku. Aku tak berdaya. Tapi ular itu ternyata tidak menggigitku. Dia seperti menakut-nakuti aku saja. Dia lihat mukaku. Lidahnya menjulur. Ooouuhhh, habislah kali ini aku digigit dan dimakannya pikirku. Ternyata dia tidak menggigit lagi. Lalu, dari lilitan di leherku dia pindah ke badan, ke pinggang, sampai dia melihat ular kecilku. Dia pikir itu anaknya yang aku culik kali. Maka dia gigit ular kecilku. Ach, sebentar saja ularku lenyap ditelannya. Prestasiku pernah menjadi juara banci berbulu lebat se Jabodetabek.

JURI  3
Ichhh lebih serem. Tapi kok ular mau menggigit saja pakai milih-milih segala.  Hhhhm dasar ular pintar, cerdas, dan cadas. Ya selanjutnya.

BANCI 4
Namaku Barbi. Alias Barang Bikinan. Aku nominasi dari Madura. Waktu kecil bapak dan ibuku tidak pernah tahu aku lebih suka dan senang  jongkok kalau buang air kecil. Tidak tahu kenapa padahal aku laki-laki. Sampai suatu saat ibu dan bapakku memergoki. Mereka marah dan aku diusirnya. Sedih dech. Lagian, kenapa juga aku buang air kecil pake jongkok segala. (habis pengen sech). Akhirnya aku pergi dengan perasaan dan pertanyaan-pertanyaan yang terus mengganggu pikiranku: aku ini laki-laki atau perempuan. Prestasiku nggak ada. Nggak ada.nggak ada.

JURI  2
Auhh, diusir. Ciannnn dechhh. Tegongnya tuh bapak. Anak sendiri diusir. Dasar bapak-bapak sekarang egoisan. Pruttt.  Ya, berikutnya!

BANCI 5
Namaku Mona. Alias Monyong Napsuin. Aku nominasi dari Madura. Waktu kecil mulutku memang monyong tapi sekarang nggak. Soalnya di samping aku pakai kawat jemuran ech kawat gigi, aku juga rajin latihan olah vocal. Aku ingat betul waktu itu bapakku bilang “kamu tuh jadi laki-laki kok monyong mana ada perempuan yang mau. Jadi banci juga ga bakal laku.” Haaghh, aku terkejut Bapak berbicara begitu. (jadi banci? Siapa lagi yang mau jadi banci. Aku normal kok, Cuma mulutku saja yang tidak normal) Baik. Aku akan buktikan jadi banci, biar menyesal Bapakku seumur hidup. O, ya aku pernah jadi juara lomba banci ngamen se dunia. Nech mau dengar suara dan gaya aku kalau lagi ngamen. (MENYANYIKAN LAGU CURI-CURI) Curi-curi, curi hatiku, Cuma-cuma cuma nun jauh selalu. Curi-curi, curi hatiku, Cuma-cuma cuma nun jauh selalu. Kenangan lama yang selalu menggoda selalu menggoda.


JURI  1
Uuuuhhh, lagi-lagi Bapak yang egois dan ceriwis. Ich sebel, orang tua kaya begonong belum pernah disamber kutil sech. Ya selanjutnya!

BANCI 6
Namaku Tince. Alias Tindakan Cepat. Aku nominasi dari Madura. Waktu kecil aku termasuk anak laki-laki yang cerdas, cadas, dan kandas (CEKIKIKAN SENDIRI) Lucu kalau ingat waktu itu. Waktu Bapak dan Ibu aku ngadonin aku, bikin aku maksudnya, itu berebut. Bapakku ingin anak laki-laki, sementara Ibuku ingin anak perempuan. Mereka galau, kacau. Iiiihh sebel dech jadinya. Nah terus waktu mereka lagi ML mereka masih sempat berdebat ini itu, laki-laki dan perempuan. Iiiichhh sebel dech jadinya. Sampai menjelang ejakulasi Bapakku berteriak accchh biarin dech banci banci dech. (TERSENYUM) Maaf agak vulgar. Susah mencari kata-kata yang bagus dan bijak di zaman sekarang. Semua orang ngomongnya kasar. Nggak pake tedeng aling-aling. Semua maunya emosi, marah, marah, marah terus marah.  
“Semua jadi marah-marah, semua mau marah-marah, sekarang dia marah, kemarin dia marah, besok pun juga marah, marah marah marah marah marah marah lagi”
(KEDELAPAN NOMINASI BERNYANYI DAN BERJOGET)

JURI  3 
Hey, hey stop! Kepanjangan! Ya selanjutnya!

BANCI 7
Namaku Dobar. Alia Dagang barang. Bisa juga sech alias doyan barang. Aku nominasi dari Ambon.

JURI  2
Wawww, barang!

BANCI  7
Waktu itu mama papa sedang makan ikan papeda bersama aku kecil dalam perut mama. Ini cerita mamaku loch. Pada waktu mama makan ikan kena duri itu jari telunjuk mama, e mama teriak spontanitas ‘banci!’ ditujukan kepada papa. Papa Tanya kenapa teriak banci? Mama jawab maksudnya ‘bantuin dong cin’ tapi justru yang keluar kata banci. Yang papa heran kenapa mama selalu teriak banci kalau minta tolong sama papa. Uuuuhh, sedih sedih sedih akhirnya aku yang jadi korba. Mama lahirkan aku jantina. Jantan betina. Dan papa marah, bercerailah mereka, dan nasibku ternyata jadi banci betulan. Sio mamae beta seng lupa mamae. Sio mamae beta rindu mo pulange. Sio mamae…. Aku pernah jadi juara pertama lomba baca puisi tingkat banci Maluku. Nech, aku kasih contoh, ya: “Banci. Bagi-bagi cinta kepada laki-laki yang membutuhkan. Banci banyak cinta di taman yang menggoda. Banci, bantuin dong cinnnnnnn!”

JURI 2
Ya, sudah, sudah, nanti eke ingat mama eke. Sedih tau! Yang terakhir ya maju!



BANCI 8
Namaku Ntin Suhaetin. Alias Banjabar. Banci Jawa Barat. Aku nominasi dari Garut Jawa Barat. Aku belum lama jadi banci. Niatku ke Jakarta mau mengadu nasib. Cari kerja gitu. Dan orangku juga setuju. Maka aku berangkatlah. Emak sama Bapak sampe jual sawah, jual ladang, jual empang. Cepet lakunya karena dijual murah sama Emak dan Bapak. Ech, ternyata gak lama kemudian Emak sama Bapak ditangkap dan dipenjara kerena ternya sawah lading yang dijual mereka milik orang. Punya orang. Ade aje ye orang tua yang sembarangan ngakuin dan ngejual hak milik orang. (MENARIK NAPAS) Naasnya lagi aku sampai di Jakarta kena razia penertiban penduduk musiman. Yach baru turun dari mobil dinaikin lagi ke mobil. 2 hari kemudian aku dilepaskan. Tapi aku bingung mau kerja apa. Saat aku bingung, aku melihat seorang banci bawa bas betot melintas di hadapnku. Tiba-tiba terbersit “wah, profesi banci juga menjanjikan di Jakarta.” Maka aku putuskan sejak saat itu ‘Aku jadi banci’. O, ya prestasiku pernah menjuarai lomba sinden banci se Jawa Barat. Nech ya aku contohin: ibuuuuuuu baapppaaaak iye gera, ntinnn tos aya jajaka

JURI 1 
Ichhh tragis banget. Seperti true story. Hmm, sayangnya namanya nggak ngejual. Bodinya sech oke. Bulet bulet semok. Wajahnya ‘Ngehe’ abis.

MC
(TERTAWA NGAKAK) Heh, maaf, saya kelepasan saking lucu dan anehnya. Hhhmm, saya juga aneh, kan. Yach, itulah ke delapan nominasi pemilihan Ratu Jantina Sejagat yang telah Anda saksikan. Maka kirimlah SMS sebanyak-banyaknya TPU terdekat. Jangan sampai peserta pavorit pilihan Anda tersingkir. Sementara ini dewan juri akan berembuk untuk menentukan siapa Ratu Jantina terpilih dari 3 besar yang sebentar lagi kita ketahui. Untuk itu para peserta saya persilakan kembali ke kandangnya masing-masing.

BANCI  2
(KEPADA MC) Woy, jangan songong luh MC gua gedik luh!

BANCI  4
(MENAMBAHKAN) ye, Mas. Di situ jangan begitu sama di sini disini kan gak pernah begitu sama di situ jadi disitu tau diri sama di sini kalau disitu gak mau digitu-gituin sama di sini.

BANCI  3
Hhhmm, belum pernah kena bewok eke sech. Panas dingin baru tahu rasa papua punya mantera.

MC
Maaf, maaf, maaf, bercanda Mas, ech, bersenda gurau! (KAGET MENDENGAR SUARA TEROMPET DIBUNYIKAN) Ech, banci ech panci. Ouh itu tanda selesai mereka berembuk.  Yuk kita dengarkan keputusan dewan juri!


JURI  1
Untuk peserta yang masuk 3 besar adalah Beti nominasi dari Jakarta. Selanjutnya Tince nominasi dari Tegal. Dan terakhir Beang nominasi dari Solo.

MC
Inilah mereka.

KETIGA PESERTA NOMINASI 3 BESAR MEMASUKI CATWALK UNTUK SELNJUTNYA DINOBATKAN SEBAGAI JUARA 1, 2, DAN 3.

Dan sekarang kita tunggu siapa dari ketiga peserta ini yang mendapat SMS terbanyak. Dan ternyata yang mendapat SMS terbanyak adalah Be…Ti…dari Jakarta! Selamat untuk Beti!

BETI BEGITU SENANG DAN BANGGA. SESAAT SAJA SUASANA BERUBAH MENJADI RIUH RENDAH. MERIAH. TEPUK TANGAN DAN SEGALA MACAM PUJIAN DAN UCAPAN SELAMAT TERDENGAR DAN MENGALIR BEGITU SAJA SAMPAI KEMBALI SEPI.

PUTARAN 4
DI PANGKALAN DEKAT PERKAMPUNGAN JANTINA. MALAM. SEPI. GERIMIS TERASA DI HATI YANG GUNDAH GULANA. TAMPAK BEBERAPA JANTINA BERDIRI MENANTI LAKI-LAKI YANG SUKA DENGAN JANTINA.

NTIN SUHAETIN
Mas, bayar dong. Masa sih tiap selesai utang melulu. Coba dech itung dach berapa utang Mas sama Ntin.

LAKI-LAKI 1
Ya, Mas, kan lagi bokek, belum gajian.

NTIN SUHAETIN
Ichh, si Mas nech, masa tiap ketemu belum gajian mellu. Jangan-jangan si Mas memang ga punya kerjaan ya?

LAKI-LAKI 1
Jangan sembarang bicara kamu Ntin. Jangan menghina saya. Jangan melecehkan saya sebagai laki-laki. Saya punya kerjaan tau.

NTIN SUHAETIN
Mas, Ntin nggak sembarang bicara. Ntin nggak menghina, Ntin nggak melecehkan. Cuma Ntin sekarang ini lagi butuh duit buat beli dempul. Bedak. Bedak. Bedak. Gincu, gincu, gincu. Gitu, Mas.

LAKI-LAKI 1
Ya, ya, ya, nih…(MEROGOH KANTONG) Mas, kasih. Layanin Mas yang mantap ya.




NTIN SUHAETIN
Nah, gitu dong Mas. Sama langganan jangan pelit-pelit. Yuk makan pepes jamur nya di belakang aja.

LAKI-LAKI 1
Jangan di belakng mobil tinja lagi. Konsentrasi terganggu tau.
(NTIN SUHAETIN MENGGANDENG LANGGANANNYA MENUJU KE BELAKANG)

MASUK BARBI DAN TINCE YANG DENGAN GAYANYA YANG LEBAY. MEREKA SEDANG MENGHITUNG UANG PENGHASILAN MALAM INI. SEMENTARA TINCE KELIHATAN MAU MUNTAH SEBENTAR-SEBENTAR MENJULURKAN LIDAHNYA.

BARBI
Ech Tince kita kaya banci kembar ye. Ke mana-mana berdua. Dapat langganan berdua. Rejekinya juga bagi dua kan. lumayan kita malam ini dapat rejeki bagus.

TINCE
Ehh, Tince itu rejekinya bagus. Ye tau gak artinya. Tince itu singkatan dari Tin, tin, tin, clep. Langganan eke bermobil semua tau.

BARBI
Langganan eke juga bermobil.

TINCE
Iye, mobil tinja.  Auchhh…aku. (MAU MUNTAH) Bweee, bwee…

BARBI
Kamu hamil ya Tince. 

TINCE
Apaan sech. Sakit jiwa kali ye. Mau ngelahirin dari mane kalau eke hamil.

BARBI
Barang kali aja kalau ada keajaiban.

TINCE
Hhhh, kebanyakan nonton sulap jadi begini. Dasar penggemar Pak Tarno.

BARBI
Coba dech periksa ke dokter positif atau negatif. Atau ye tes pakai tes pen.

TINCE
Eehhh, ye kira eke bohlam di tes pake tes pen. Ada juga tes pack.

BARBI
Habis kenapa dong, ye tuch uwa uwe uwa uwe.

TINCE
(SENYUM-SENYUM LALU TERTAWA) ye, mau tau? Eke tadi kelolodan. Abisnya malam ini big size semua. Hhhhhhgg, enek enek enak gitu.
BARBI DAN TINCE TERTAWA LEBAR. TERBAHAK-BAHAK. SEPERTI MEREKA TIDAK PUNYA MASALAH. TIDAK PERNAH TERPIKIR AKAN DOSA.

DI SUDUT BERBEDA TAMPAK BEANG DAN LISA RESAH GELISAH BELUM ADA YANG MENDEKATINYA.

BEANG
Sepi banget malam ini. Eke belum dapat sebatang pun. Ichh sebel banget. Ye dapat berapa malam ini, Lisa?

LISA
Yuk, setengah batang aja juga ngga dapat. Padahal eke dach turun harga dari sebulan yang lalu.

BEANG
Emang bulan lalu berapa tarifnya.

LISA
Ya berkisar cepek sampe gopek dech.

BEANG
Sama dong sama eke.

LISA
Tapi sekarang eke mau turun harga daripada nggak makan. Eke mau mulai dari 25 ribu sampe seratus ribu.

BEANG
Kalau nggak ada yang mau datang dan nggak ada yang mau, begemong?

LISA
Ya, terpaksa 10 ribu, 5 ribu, 2 ribu, gratis juga nggak apa-apa. Ech Beang (MENUNJUK KE ARAH KEGELAPAN) tuch ada lisong detong. Yu deketin.

SEORANG KAKEK KELUAR DARI KEGELAPAN MALAM. IA BERJALAN DENGAN TERTATIH. DI WAJAHNYA TAMPAK ANTARA SENYUM BANGGA DAN LETIH SEPERTI SELESAI MELAKUKAN SESUATU.

BEANG
(MENGHAMPIRI) Ya ampyun ini mah engkong-engkong. Ech, Engkong! Mo ke menong malam-malam begenong? Sini mampir ngisep lisong!

ENGKONG
Gue juga punya lisong baru aje diisep ame tuh cewek. noh ceweknye…(MENUNJUK DOBAR BARU DATANG SAMBIL MEMBERSIHKAN MULUTNYA)

BEANG-LISA      
Haaggghh Dobar. Si Engkong bilang cewek (CEKAKAKAN). Busyet dech die duluan yang embat lisong ompong. Bengong lagi akika.


DOBAR
Hey, hey, kenapa? Ada apa? Seperti baru ngelihat setan. (BERPUTAR GENIT LALU MENGAMBIL KARTU NAMA DARI DOMPETNYA) Tengges sebentes dong! Ada beretong gemberong.

BEANG-LISA
Beretong epong?
Akika mo pulce. Habis udeh capce. Nggak ace lelekong yang detong boro-boro barongan odong-odong aje kagak lewat. Uuuhhh kecewong.

DOBAR
Ini eke dapet kakap loch. Produser katanya merangkap sutradara. Merangkap artistic. Pokoknya semua dirangkap. Dia juga yang bikin acara The Terong tuch sama The Cebe. (CEKIKIKAN GENIT)

BEANG
Terus urusannya sama akika. Epong?

DOBAR
Dia butuh pemain buat film-film lebarnya.

LISA
Ich eke mau dong. Kan cita-cita eke dari dulu mau jadi artis film yang deg deg high, deg deg high, deg deg high.
(CEKIKIKAN NGGAK JELAS) Judul filmnya apa aja sech?

DOBAR
Yang pertama Ratapan Banci Gembel, yang kedua Pocong Banci, yang ketiga BT.

BEANG
Apaan tuch BT?

DOBAR
Banci taubat. (TERTAWA NGAKAK) Yuk pulang. Eke capek.

BEANG-LISA
Yach terpaksa malam ini akika isep-isep jempol aja, daripada isep kompor. Panas meleduk.

MEREKA BERLALU SAMBIL MELENGGAK-LENGGOK (EXIT)

DI SUDUT TAMAN. BETI DAN PACARNYA SEDANG ASYIK BERCUMBU. LALU TIBA-TIBA MEREKA SEPERTI BERBINCANG SERIUS.

BETI
Bang. Tahu nggak apa yang Beti pikirin.

LAKI-LAKI 2
Apa ayang? Pasti mikirin aku.


BETI
Ya, iyalah. Masa mikirin supir truk. Begini Bang, sebetulnya dach lama Beti ingin sampaikan ke Abang, tapi Beti takut Abang tersinggung.

LAKI-LAKI 2
Emangnya mau ngomong apa? Ngomong aja! Abang siap kok, ngedengerinnya. Tapi jangan bilang Beti mau ninggalin abang ya.

BETI
Justru itu Bang, Beti yang takut Abang ninggalin Beti.

LAKI-LAKI 2
Beti masih ragu sama cinta Abang? Tatap mata Abang dong? Dalam, dalam, dalam, sampe menembus jantung hati Abang.

BETI
Bang. Abang tahu kan, kalau Beti nih banci. Bukan perempuan normal atau laki-laki normal. Suatu saat pasti Abang menyesal dech.

LAKI-LAKI 2
Cinta tidak mengenal jenis kelamin Beti ayang. Meski kelaminnya sama. (BWEE). Percayalah sama Abang. Beti sendiri sayang nggak sama Abang.

BETI
(MELETAKKAN JARI TELUNJUKNYA DI BIBIR LAKI-LAKINYA) Jangan pernah bertanya tentang kasih sayang sama Beti, Bang. Kalau Beti terlanjur sayang tapi kalau Abang barangkali terlanjur basah. (CEKIKIKAN)

LAKI-LAKI 2
Terlanjur basah ya sudah basah sekali.  Hhhmmm, mancing Abang, nech.

BETI
Abang. Jangan pernah meragukan Beti. Semua yang Beti miliki sudah Beti serahkan Kepada Abang. Kalau perlu nyawa Beti buat Abang, juga Beti kasih. Yang penting Abang jangan pernah mengkhianati cinta Beti.

LAKI-LAKI 2
(MENDEKATKAN WAJAHNYA KE WAJAH BETI. BETI PUN MEMBIARKAN LAKI-LAKI ITU INGIN MENCIUMNYA) Beti…

BETI
Abang…

TERDENGAR SUARA-SUARA GADUH. TERIAKAN-TERIAKAN DARI JALAN. RAZIA BANCI KIRANYA SEDANG BERLANGSUNG. BERSAMAAN DENGAN ITU MONA TAMPAK TERGOPOH-GOPOH MEMBERITAHU SEMUA PENGHUNI PERKAMPUNGAN JANTINA UNTUK BERSEMBUNYI.
“Razia! Razia! Razia! Selamatkan diri masing-masing!”
SEKETIKA TERLIHAT PEMANDANGAN YANG SERU DAN UNIK. BANCI-BANCI, PELANGGAN SEMUA KALANG KABUT. TIDAK TERKECUALI MAMI BENCES YANG JUGA BARU TRANSAKSI DENGAN PELANGGAN TETAPNYA.

LAKI-LAKI 2
Beti! Ayo ikut Abang!

BETI
Nggak Abang! Abang cepet pergi sana! (BERLARI MENINGGALKAN LAKI-LAKINYA YANG TERBENGONG-BENGONG)

MONA
Kamtib! Kamtib! Kamtib! Cepeat sembunyi! Razia! Razia! Razia!

MAMI
Hey, Mona! Jangan teriak-teriak! Kaya banci kehilangan karet!

BANCI-BANCI
“Kaburrrrr! Sembunyi! Amankan diri kalian!
“Eeeee, eke dilindungi dong kan lagi lagi hamil!Tahan napas! Nanti ye melahirkan di senong.”
“Ich, dasar banci. Akika mana bisa hamil.”
“Iiiichh apaan sech! Masih sempet-sempetnya lagi panik begini lebok lebok!”
“Ichh lepas dong! E, konci! E, kucrut!  Tuch, kan gue latah.”
“Hey, mau kemane lagi! Belum bayar dach mau kabur, kesempetan kabur, ye pas operasi trences!”
“Ye, ye, gue bayar! Tenang aja lah!”

TAMPAK SUASANA MAKIN KERUH. BEBERAPA KAMTIB MENGEJAR-NGEJAR BANCI YANG BERUSAHA KABUR. SEMENTARA DI LAIN SUDUT KAMTIB DIKEJAR-KEJAR BANCI-BANCI. SUNGGUH PEMANDANGAN YANG UNIK, ANEH, TAPI NYATA.

MAMI
Ya, Tuhan. Lindungilah anak-anakku dari godaan setan yang terkutuk. (Haghh, setannya siapa sech sebenarnya). Ya, Tuhan jangan ganggu anak-anakku. Kasihan mereka tiada tempat mereka untuk berteduh selain dalam dekapanku. Mereka masih membutuhkan aku. Aku juga masih membutuhkan mereka. (DOMPETNYA JATUH. UANG LOGAM BERCECERAN DI LANTAI. SEMENTARA ITU LAKI-LAKINYA BETI MENGHAMPIRI MAMI BENCES)

Iiiihhh, gara-gara tuch kamtib eke jadi panic begini dech. Hhhhggg… nech lagi recehan. Habis make bayarnye pake recehan. Jangan-jangan yang make gue tadi tukang parker, ape gembel kali. Iiiihhh amit-amit dech! (BANGKIT. KAGET MELIHAT LAKI-LAKINYA BETI SUDAH ADA DI HADAPANNYA YANG BERNIAT MEMBANTU MEMUNGUT RECEHAN MAMI BENCES)

LAKI-LAKI 2
(MENYERAHKAN RECEHAN YANG DIKUMPULKANNYA)

MAMI
Ech, maacih ya.
SEMENTARA MEMANDANGI LAKI-LAKINYA BETI, MAMI KAGET MENDENGAR TERIAKAN-TERIAKAN ANAK BUAHNYA

BANCI-BANCI
Mami! Mami! Tolong! Tolong! Eke ketangkep!
Eke juga, Mi.
Mami! Bantuin dong!

MAMI
Maaf saya harus bantu mereka.

PUTARAN 5
MASIH MALAM HARI. DI TEMPAT PERTEMUAN DAN PEMBINAAN BANCI-BANCI YANG TERTANGKAP. TAMPAK MONA, BEANG, LISA, NTIN SUHAETIN, BARBI, DAN MAMI BERHADAPAN DENGAN PEMUKA MASYARAKAT. WAJAH-WAJH MEREKA KELIHATAN LETIH. NAMUN MEREKA TETAP HARUS MENERIMA KENYATAAN PAHIT DAN GETIR SEBAGAI MANUSIA-MANUSIA KHILAF.
SEBAGIAN KELOMPOK JANTINA TAMPAK RESAH. MEREKA MENGGERUNDEL ATAS PERLAKUAN PENGDA (PENGURUS DAERAH) TERHADAP PARA JANTINA.

PENGDA
Mas, Bapak-bapak, yang saya hormati, tolong diperhatikan!  

MAMI
Pak Pengda, yang juga kami hormati, bisa tidak bicara singkat, jelas, dan cepaaatttt! Kami harus pulang! Kami tidak tahu bagaimana tempat kami. Masih utuh atau akhhh…kami tidak bisa membayangkan bagaimana nasib kami nanti.

PENGDA
Bu, Mbak, eh, Tante… aduhhh saya harus panggil apa, ya?

MAMI
Panggil saya Ma…mi, atau yang seperti Anda lihat wujud kami ini laki-laki atau perempuan.

PENGDA
Hhhhmmm, bagaimana kalau saya panggil jantina. Setuju?   

MAMI-BANCI-BANCI
(MENGGERAM) Rrrrrrrrrrrr… jangan macam-macam!

PENGDA
Maaf, maaf, ee..ee, saya hanya bercanda. Kita jangan terlalu serious.


MAMI
Bapak ini aneh, ya! Hidup, kok, dibikin bercanda, dibikin nggak serius.
Sementara nasib kami harus melalui kondisi dan situasi yang perlu pemikiran, penyelesaian, artinya, se…ri…us…Pak Pengda.

PENGDA
Sekali lagi maaf. Saya hanya bercanda.   

MAMI
Sudah! Sudah! Segera apa yang ingin dan akan Pak Pengda sampaikan. Kami siap menghadapi risiko apa pun meski pahit kenyataannya.

PENGDA
Nggg, begini Bapak-bapak. Sebenarnya kami tidak berkehendak demikian. Kami manusia biasa seperti Bapak-bapak.  Kami hanya menjalankan tugas.

BEANG
Bapak tidak sama dengan kami. Bapak itu manusia biasa, sedangkan kami manusia luar biasa loch, Pak.

BANCI-BANCI
(TERTAWA NGAKAK, GENIT, MANJA, MENYETUJUI TANGGAPAN BEANG)

MAMI
Satu lagi. Tadi Anda katakan menjalankan tugas. Yang benar menjalankan tugas atau melaksanakan perintah atasan.

PENGDA
(BINGUNG MENJAWAB) aaacch sama saja lah maksudnya.

MAMI
Ya jelas berbeda! Kalau Anda menjalankan tugas, berarti Anda yang membuat peraturan dan keputusan, tetapi kalau Anda melaksanakan tugas berarti peraturan dan keputusan itu datangnya dari perintah atasan Anda. Masa membedakan tutur penyampaian saja tidak bisa.  Ini masalah bahasa. Jangan main-main dan menggampangkan. Sensitive sekali. Sama seperti kami yang memiliki perasaan sensitif.
PENGDA
Sebentar saya jelaskan.
MAMI
Bagaimana Anda bisa menjelaskan? Memahami kalimat Anda sendiri saja tidak mampu.
PENGDA
Diam! Jangan banyak bicara kamu, banci! (MENYADARI KESALAHAN UCAPANNYA) Hehh, maaf saya terpancing emosi.

MAMI
Tuch, dengar sendiri, kan, teman-teman? Bapak kita ini sudah mendeskriminasikan kita. Pejabat macam apa itu?
PENGDA
Ibu, ech Bapak jangan membawa-bawa nama pejabat. Sekali lagi saya tegaskan, saya hanya menjalankan tugas apa pun itu penafsiran dan pemikiran kalian! Biar begini-begini saya dipilih masyarakat loch jadi pejabat.

MAMI
Anda bangga dengan jabatan Anda? Sementara Anda tidak sanggup menjelaskan fungsi dan peran Anda sebagai abdi Negara.

PENGDA
Yach saya memang bangga, karena jabatan yang saya miliki saya peroleh dengan susah payah.

MAMI
Ooo, begitu. Anda tidak bangga dengan masyarakat yang makin kritis, tanggap, dalam menghadapi situasi dan kondisi bangsa dan Negara yang barangkali sebentar lagi porakporanda.

PENGDA
Saya bangga dengan masyarakat yang demikian kritis dan tanggap, tapi tidak bangga untuk masyarakat seperti kalian!

MAMI
Loch, kok begitu?

PENGDA
Itu kesalahan masyarakat yang tidak mau bekerja sama dengan kami malah menjadi-jadi membuat ulah sehingga memancing emosi kami.

MAMI
Anda berpikir terlalu sederhana dan sempit. Berbicara Anda tidak bijak.

PENGDA
Wach, jangan salah, dalam Al-Quran dan hadist pun masalah golongan seperti Anda itu dibicarakan.

MAMI
Coba Anda sampaikan isi ayat itu, dan bagaimana hadistnya.

PENGDA
Kalau masalah itu saya lupa. Tapi jangan khawatir kami punya ahlinya, kok.

MAMI
Ahli?


PENGDA
Ya, ya, ahlinya.

MAMI BENCES DAN BANCI-BANCI YANG ADA DI TEMPAT ITU BERSAMAAN MENGGELENG-GELENGKAN KEPALA.
TAK LAMA MUNCUL DI BELAKANG PENGDA SEORANG PEMAG (PEMUKA AGAMA) WAJAHNYA YANG BERCAHAYA MENANDAKAN DIA ORANG YANG DAPAT MEMBERIKAN 

PEMAG
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.

MAMI
Waalaikum salam.

PEMAG
Perkenalkan saya Usmaul. “jamaahhhh…!” lach, kok nggak ada yang menyahut.

MAMI-BANCI-BANCI
BERDIAM DAN CELINGAK CELINGUK SALING PANDANG.

PEMAG
Begini, Bapak-bapak, ech, Ibu atau Bapak nech.

BANCI-BANCI
Pak, Usmaul mau ngasih nasihat apa lagi sech?

PEMAG
Bukan nasihat, tapi mengingatkan. Saya wajib mengingatkan.

MAMI
Masalah golongan kami, kan? Kami sudah tahu, kok.

PEMAG
Tapi belum paham, kan? Atau memang belum mau memahami? Atau tidak mau memahami?

LISA
Kita memang belum tahu apalagi paham. Dalam kitab kita apa ada itu Bapak?

PEMAG
Wach, jangan salah, golongan seperti kalian di dalam kitab mana pun di dalam ajaran mana pun di dalam hukum mana pun itu pasti ada. Terlebih lagi dalam Al-Quran dan hadist. Lengkap digambarkan dan dijelaskan pada surat Al-Azab, surat Ataubah dan surat ….
……..BANCI-BANCI
Ichhhh, serem ya. Eke jadi takut bo. Eke mau taubat ach. Yukkk. Tapi lekong eke gimenong. Eke nggak bisa ngerasain lontong sayur lagi dong. Lontong cap gomeh kaleee. Hmmm, pisang magel tau.
PUTARAN 6

DI PANGKALAN DEKAT PERKAMPUNGAN JANTINA. MALAM. SEPI. TAMPAK MAMI BENCES BERSEDIH. IA TIDAK SANGGUP MELIHAT TEMPAT YANG DIBANGUNNYA MULAI DARI MERANGKAK SEBAGAI MANUSIA YANG BERBEDA HINGGA IA DAPAT MENAMPUNG, MENDEDIKASIKAN DIRINYA UNTUK DAN BAGI MANUSIA-MANUSIA BERBEDA LAINNYA,  . DIROBOHKAN. DIPORAKPORANDAKAN. DIBAKAR. DIBUMIHAGUSKAN. MAMI BENCES BELUM BISA MENERIMA KENYATAAN YANG MEMANG AKAN DAN HARUS DIHADAPINYA. SEMENTARA BEBERAPA JANTINA BERKEMAS-KEMAS UNTUK MENINGGALKAN TEMPAT ITU.

NTIN SUHAETIN
Mami Bences, Ntin harus pulang kampung, ya. Ntin, bingung, Mami.

MAMI
(DIAM MEMBISU. AIR MATANYA MENETES. SEKALI-SEKALI DIA MENGHAPUSNYA DENGAN HANDUK KECIL)

BARBI
Eke juga, ya Mami. Eke ikut Mami aja kemanaaaa aja. Yang penting eke bisa hidup. Putting nihhh paya babi.

LISA
Mami, masa eke harus kembali ke Papua. Eke malu pake koteka lagi. Lagi pula ular kecil eke udah nggak ada, terus apa yang mau dipakein koteka. Kasih jawaban dong Mami! Jangan diam aja.

BEANG
Ech, pade denger, ye. Eke nggak mau pusing sementara ini. Daun sirih daun kelor. Eke nggak suka liat orang sedih. Mendingan eke moloooorrrrr.

MONA
“Aku tak mau jikalau aku dirayu. Pulangkan saja ke rumah… “ ke rumah siapa ya, Mami. Mona bingung. Apalagi sekarang ngamen dach nggak jaman. Kemarin aja sebelum kejadian ini, Mona ngamen di perumahan sana, ech Mona ditolak.  

BARBI
Ditolak gimenong?

BARBI
Mona kan nyanyi lagu Tadi Malam “Tadi malam … ech belon selesai orangnya dari dalam teriak, yang punya rumah nggak ada. Ech, Mona kesel, Mona lanjutin aja nyanyiannya “Tadi ada…”

SEMUA TERTAWA DENGAN ULAH MONA. SEMUA LUPA KESEDIHAN SESAAT SAMPAI MAMI MENGINGATKAN BAHWA MEREKA HARUS PERGI MENINGGALKAN PERKAMPUNGAN JANTINA YANG TELAH DIBUMIHANGUSKAN.
MAMI
Kita harus pergi sekarang. Kita tidak harus di sini lagi. Tinggalkan semua kenangan di sini. Lupakan semua kejadin yang pernah kita ciptakan. Aku yakin masih ada jalan terang bagi kita untuk keluar dari kegelapan. Ayo, anak-anak sudah siap kan kita melangkah?

BANCI-BANCI
Ke mana Mami? Kita mau ke mana? Apa masih ada tempat untuk kita?

MAMI
Masih. Allah tidak menutup jalan bagi orang-orang yang mau bertaubat. Kalian dengar, kan Pak Usmaul bicara apa tadi untuk kita? Nach, saatnya sekarang kita bertaubat.

BANCI-BANCI
TERBENGONG-BENGONG MENDENGAR UCAPAN MAMI BENCES. MAMI BENCES MELANGKAH KELUAR DARI RERUNTUHAN PERKAMPUNGAN JANTINA. YANG LAIN MENGIKUTI DENGAN RASA SEDIH, KECEWA, GALAU, DAN BERAT MELANGKAH DEMI MENINGGALKAN TEMPAT BERNAUNG YANG PENUH KENANGAN SUKA DUKA.

PUTARAN 7
DI RERUNTUHAN PUING-PUING PASCA PEMBAKARAN TAMPAK BETI, DOBAR, DAN TINCE, SEDANG BERBINCANG SAMBIL BERKEMAS. MEREKA TERLIHAT SEDIH, KECEWA, GUSAR, DAN NELANGSA.

BETI
Dobar, kamu setelah ini mau ke mana?

DOBAR
Ntahlah, Bet. Yang jelas aku akan kembali menjadi laki-laki. Aku optimis. Bagiku tidak ada suatu permasalahan yang tidak ada jalan keluarnya. Apalagi Tuhan Maha pengampun. Aku menganggap diriku salah berjalan. Salah melangkah. Dan kinilah saatnya aku kembali ke pelukannya. Sebab aku yakin tangannya selalu terbuka untuk umatnya yang ingin bertaubat.

DOBAR MENETESKAN AIR MATA. LALU DIHAPUSNYA DENGAN JARI-JARINYA YANG SETENGAH LENTIK. BETI DAN TINCE PUN HANYUT DENGAN UCAPAN DOBAR, MEREKA PUN MENETESKAN AIR MATA.

TINCE
Aku juga janji pada diriku. Aku harus menjadi normal kembali. Aku laki-laki. Tidak seharusnya jalan yang kutempuh seperti ini. Aku seperti mengayuh ‘thengil’ (PERAHU KECIL UNTUK MENCARI IKAN DI PERAIRAN JAWA) di luasnya samudra membentang. Aku harus menentang gelombang pasang, hujan, dan badai, untuk mendapatkan kehidupanku di masa datang.


BETI
Kalau aku hanya ingin bertaubat. Aku pasrahkan diriku kepada Allah. Allah yang menciptakan, dan menghidupkan aku. Maka Allah pula akan yang mematikan aku. Mengenai diriku seperti ini, karena kesalahanku yang tak beriman dengan benar dan sungguh-sungguh kepada-Nya.

DOBAR
Kita sama-sama bertaubat ya, cin, ech, bro maksudnya. (CEKIKIKAN) Masih suka kebawa-bawa. Maklum eke dach lama banget ga jadi lekong.

TINCE
Alon-alon, asal kelakon, Dobar. Pelan-pelan nanti juga sampai pada perubahan yang sesungguhnya.

BETI
Amin, ya rob. O, ya aku pesan kepada kalian, kalau aku mati, kafani aku selayaknya laki-laki normal. Aku ingin jasadku diterima Allah SWT.

DOBAR
Iiiichhh, amanat ye serem banget sech. Eke ampe merendong.

TINCE
Eke juga. Ich kenapa lagi masih kaya banci. Susah amat sech ngerubahnya.

BETI
Gampang, kok. Yang penting niat dan mau merubahnya.

(MEREKA TERTAWA TERBAHAK-BAHAK TANPA DISADARI SUARA MEREKA KEDENGARAN SEPERTI LAYAKNYA LAKI-LAKI NORMAL KEMBALI).

PUTARAN 8
SEBULAN BERLALU. DI PERSIMPANGAN JALAN KOTA. LALU LINTAS BEGITU PADAT. TAMPAK BETI BERJALAN SENDIRI DI TROTOAR DENGAN BERPAKAIAN LAKI-LAKI. SESAAT MEREKA MELIHAT NTIN, LISA, BARBI, MONA, BEANG, DOBAR DAN TINCE, JUGA BERPAKAIAN LAKI-LAKI, BERTERIAK MEMANGGIL-MANGGIL NAMANYA. BETI SENANG SEKALI.  BETI, INGIN SEGERA MENYEBERANG JALAN, NAMUN TIBA-TIBA DARI ARAH KANAN BETI SEBUAH MOTOR DIKENDARAI DENGAN KECEPATAN TINGGI MELINTAS, MENABRAK BETI HINGGA BETI TERPELANTING DAN MEMBENTUR PINGGIRAN TROTOAR. BETI SEKETIKA TEWAS. SEMUA TEMAN-TEMAN BETI—MENJERIT, MENANGIS, MERATAPI. SESAAT MEREKA KEHILANGAN TEMAN YANG DICINTAINYA. 
“Bettttttiiiiiii!!!”


PUTARAN 9
DI PERUMAHAN DEKAT PERKAMPUNGAN JANTINA. TENGAH MALAM. DI POS KEAMANAN PERUMAHAN. DUA ORANG HANSIP BERGEGAS KELILING PERUMAHAN UNTUK MELIHAT DAN MEYAKINKAN KONDISI DAN SITUASI SEKELING LINGKUNGAN AMAN TERKENDALI. NAMUN SUASANA BERUBAH MENEGANGKAN ‘SOSOK’ BETI BERKAFAN BERDIRI DI BELAKANG POS PENJAGAAN.

HANSIP 1
Bro, ayo ach, keliling. Dach, jam 2 nech.

HANSIP 2
Yach, bukannye ente gilirannye? Kan ane tadi udah keliling.

HANSIP 1
Nggak tau nech, perasaan ane kagak enak, Bro.

HANSIP 2
Yee, elu penakut  banget sech. Kaya banci aja lu!

BETI
Jangan jelek-jelekin banci dong Mas.

HANSIP 2
Eh, elu ngebelain banci? Tumben, biasenye elu sebel. Malah waktu ngebakar perkampungan banci elu, semangat banget.

HANSIP 1
Lach, emang gua ngomong apa? Kok luch jadi ngelantur ngomongnya. 

HANSIP 2
Lach, tadi bukan elu yang jawab ngomongan gua soal banci.

HANSIP 1
Lach, gua kagak omong apa-apa.

BETI
Yang ngomong saya, Mas.

HANSIP 1
(GELAGEPAN TIDAK BISA BERBICARA)
HANSIP 2
Siapa luch? Pake nakut-nakutin segala! Gua kagak takut sama pocong!

HANSIP 2
Saya Beti Mas Bro.

HANSIP 2
Beti…Beti…bencong tikungan yang mati ketabarak motor?

BETI
Ye, Mas. Kalau Mas Bro gak takut pocong, bantuin Beti dong bukain kafan Beti. Terus kasih tau yang dandanin Beti waktu Beti meninggal siapa sih orangnya?

HANSIP 1-2
Beti…Beti…Haghhh… jadi ini han..han…tunya Beti…bencong tikungan!!!?

BETI
Ya, Mas Hansip. Kan sampean berdua juga ikut ngebakar perkampungan kita.

HANSIP 1-2
Ka…kaburrrrrr….

KEDUA HANSIP BERUSAHA KABUR DARI POS PENJAGAAN, AKAN TETAPI KAKI-KAKI MEREKA TERASA TIDAK DAPAT DIGERAKKAN. MEREKA BERLARI DI TEMPAT PADAHAL MEREKA MERASA SUDAH BERLARI JAUH. SEMENTARA BETI MENATAP KE DEPAN KOSONG. IA BERSEDIH. KARENA IA BELUM MENEMUKAN ORANG YANG MEMANDIKAN DAN MENDANDANINYA KETIKA IA MENINGGAL. IA BERDOA KEPADA TUHAN SEMOGA TAUBATNYA DITERIMA.



LAYAR TUTUP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Potret Guruku Part 1

PROLOG SUASANA HENING. SUARA MUSIK LAMBAN DAN LAMAT-LAMAT TERDENGAR BERSAMAAN DENGAN SEBUAH PUISI TENTANG POTRET GURUKU DILANTUNKAN SESEORANG YANG SUDAH BERADA DALAM PANGGUNG. ”Dijemputnya pagi tanpa letih disapanya mentari tanpa pamrih menuju jalan berpangkal harapan anak-anak bermasa depan. Berbekal doa anak-istri disandangnya tas di bahu kiri tak ada lagi mimpi bersisa di dahi kedua kakinya jadi saksi bahwa hidup jangan menunggu sesuatu yang tak pasti. Berdiri tegap di depan kelas dengan suara lantang diajarkannya anak-anak menghitung bintang, melihat bulan, melihat matahari, melihat langit biru, melihat awan berarak, melihat gunung menjulang, melihat bukit berhimpit, melihat laut membentang, melihat gelombang pasang, melihat pantai membelai, melihat angin menderu, melihat burung berkicau, melihat pohon meliuk,  melihat daun gugur melayang tertelentang di tanah basah, melihat hujan deras, melihat badai mengganas, melihat malam temaram, meliha...

Abunawas Mencari Cinta

ABUNAWAS MENCARI CINTA Tales from the Thousand and One Nights OPENING: M USIK ARABIAN NIGHT TERDENGAR MENGIRINGI SEORANG SAHIBULHIKAYAT MASUK DENGAN POSTURE DAN GAYA SERTA DILENGKAPI KOSTUM TIMUR TENGAH YANG BERUSAHA MEMIKAT PENDENGAR CERITA. Di TANGANNYA TERLIHAT SEBUAH KITAB KUNO BERISI RIBUAN CERITA. DIA BERLENGGAK KE KIRI BERLENGGOK KE KANAN. MAJU-MUNDUR. CELINGAK-CELINGUK MENCARI SESUATU YANG AKAN DIJADIKAN SESUATU BAGINYA. SETELAH MERASA PASTI DIA BERUJAR: “Ini hanya sebuah dongeng. Sebuah cerita pelipur lara. Jenaka. Logika. Dan nyata bagi siapa saja yang dapat memahami ceritanya. Bagi yang tidak bisa memahami cerita ini, ML namanya (masalah elu). Dan bagi siapa saja yang tidak tertawa melihat kelucuan dalam cerita ini yang sebenarnya tidak lucu,  PL namanya (penderitaan elu).” LALU KATANYA: “Assalamualaikum. Wahai penonton, wahai pendengar. Ada sebuah cerita dari sekian cerita yang disampaikan dari lisan ke lisan, tentang istana kerajaan, tentang raja-ra...