REUNI BANCI
PROLOG
(SUARA
MENGGEMA MEMBUAT BERGIDIK TIAP ORANG YANG BERIMAN MENDENGARNYA)
AN-NUR
: AYAT 1
Suratun anzalnaha wa faradnaha
waanzalna fiha ayatim bayinatil la’alakum tazakkarun
“(inilah) suatu surah yang Kami turunkan
dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukumnya), dan Kami turunkan di dalamnya
tanda-tanda (kebesaran Allah) yang jelas agar kamu ingat.”
AL-HUJURAT:
AYAT 13
Ya
ayyuhan-nasu inna khalaqnakum min zakariw wa unsa wa ja’alnakum syu’ubaw wa
qaba’ila lita’arafu, inna akramakum ‘indallahi atqakum, innallaha ‘alimun
khabir.
“Wahai
manusia! Sungguh, Kami telah
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami
jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertaqwa, Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.
PUTARAN 1
REMBANG
SENJA. HENING. SUASANA BEGITU MENCEKAM. SESAAT TERDENGAR DERAP LANGKAH
KAKI ORANG BANYAK. TAMPAK ROMBONGAN
IRING-IRINGAN YANG BERGERAK DENGAN
LANGKAH-LANGKAH AGAK CEPAT. TERLIHAT DI DEPAN SEKALI DUA ORANG YANG MEMIMPIN LANGKAH
ROMBONGAN—SEPERTINYA PEMUKA MASYARAKAT DAN KEPALA KELUARGA. DI BELAKNGNYA ENAM
ORANG LELAKI MENGGOTONG KERANDA—KEMATIAN—YA MEREKA MENGHANTAR JENAZAH KE PEMAKAMAN,
ENTAH APA NAMA PEMAKAMANNYA—ORANG-ORANG DI SEKITAR MENYEBUTNYA “JANTINA” . KARENA KEBANYAKAN YANG
DIMAKAMKAN DI SITU TIDAK JELAS JENIS KELAMINNYA. SEMENTARA BEBERAPA ORANG DI
BELAKANG PENGGOTONG KERANDA TERLIHAT RESAH, PENUH KHAWATIR DAN RASA TAKUT. DAN
TERNYATA MEMANG TERJADI APA YANG TERBERSIT DI BENAK ORANG-ORANG ITU: TIBA-TIBA
SAJA KERANDA YANG DIGOTONG BERGUNCANG. GUNCANGAN KERANDA TERSEBUT MEMBUAT OLENG
ENAM ORANG YANG MENGGOTONGNYA HINGGA MEREKA JATUH JUMPALITAN TIDAK KERUAN.
SUASANA BERTAMBAH PANIK KETIKA JENAZAH MENGGELONGSOR KELUAR DARI KERANDA. TAK
AYAL LAGI DEMI MENYELAMATKAN DIRI MEREKA BERLARI PONTANG PANTING BERSAMA
KETAKUTANNYASEPENGGALAN SAJA JENAZAH YANG MASIH BERBUNGKUS KAFAN BANGKIT LALU
DUDUK. JENAZAH ITU MERONTA-RONTA BERUSAHA MELEPASKAN KAFAN YANG MEMBUNGKUSNYA.
DAN TAK LAMA KAFAN BAGIAN MUKA TERSIBAK SEKETIKA TERLIHAT WAJAH MAYAT ITU.
“Aku
tidak mau mati dengan cara ini. Aku laki-laki. Aku harus kembali pada fitrahku.
Kodratku bukan perempuan. Aku sudah bertaubat. Tapi mengapa mereka masih
mendandani mayatku seperti perempuan. Lihat! Lihat! Lihat! Aku didandani
seperti ini. Aku tidak mau! Aku malu kepada Tuhan. Aku malu kepada Allah
Azawajalah.”
RUANGAN
PENUH GEMURUH DENGAN SUARA-SUARA IMAJINIR. JENAZAH BERGERAK KE SANA KE MARI
DEMI MELEPASKAN DIRI DARI KAFANYANG MEMBUNGKUSNYA. SEKETIKA RUANG GELAP.
PUTARAN 2
KOTA MEGAPOLITAN. KOTA YANG MAKIN ANEH
TATANAN KEHIDUPANNYA. KOTA YANG BIAS DALAM PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGGANYA
BAIK SECARA SISTEM MAUPUN ALAMI. MEREKA, MANUSIA-MANUSIA YANG TERLAHIR DI ERA
MORDENISASI DAN GLOBALISASI JUGA MAKIN TIDAK JELAS ARAH DAN TUJUAN HIDUP DAN
KEHIDUPANNYA SEHINGGA MEREKA TIDAK LAGI DAPAT MEMAKNAI HIDUP DAN KEHIDUPAN.
SEKELOMPOK JANTINA MUNCUL MENGISI LATAR
PANGGUNG DUNIA GLAMORISASI. MEREKA TERSENYUM. MEREKA BANGGA MENGEKSISTENSIKAN
DIRI. MEREKA BERDANDAN MEREKA TERSENYUM DAN TERTAWA MEREKA MENGEKSPRESIKAN DIRI
DENGAN MENARI DAN MENYANYI.
DI
SUATU ACARA PEMILIHAN RATU-RATUAN—RATU BANCI TERLIHAT 10 NOMINASI BANCI DARI
BERBAGAI DAERAH DI NUSANTARA.
BANCI
1
Namaku Beti. Aku nominasi dari Jakarta.
BANCI
2
Namaku Beang. Aku nominasi dari Solo.
BANCI
3
Namaku Lisa. Aku nominasi dari Papua.
BANCI
4
Namaku Barbi. Aku nominasi dari Madura.
BANCI
5
Namaku Mona. Aku nominasi dari Sumatra
Barat.
BANCI
6
Namaku Tince. Aku nominasi dari Tegal.
BANCI
7
Nama aku
Aku nominasi dari Ambon.
BANCI
8
Nach, kalau nama abdi Ntin Suhaetin. Abdi
mah berasal dari sunda.
MC
(TERTAWA NGAKAK) Heh, maaf, saya kelepasan
saking lucu dan anehnya. Hhhmm, saya juga aneh, kan. Yach, itulah ke delapan
nominasi pemilihan Ratu Jantina Sekarat, maaf maksud saya se jagad. Nach, untuk
menentukan siapa saja yang masuk ke peserta tiga besar, para juri akan
mewawancarai mereka. Mari kita mulai saja wawancara peserta dengan dewan juri.
JURI
1
Silakan sebutkan nama ye satu per satu dan
berikan alasan mengapa pilih nama itu dan sedikit latar belakang kenapa ye pada
jadi manusia begini, gak jelas.
PUTARAN 3
BANCI
1
Namaku Beti. Alias Bencong Tikungan. Aku
jadi begini karena waktu kecil aku sering nongkrong di tikungan dengan
teman-teman tiap malam. Lalu peristiwa menggemparkan masyarakat sekitar menimpa
diriku. Hujan turun deras. Waktu itu aku mau berlari pulang, tapi tiba-tiba
langit gelap, guntur menggelagar dan kilat menyambar-nyambar, dan achhhh,
‘dasar’ kilatnya iseng aja, kilat itu menyambar selangkanganku hingga
menghanguskan dan menghabiskan penghuni yang ada di selangkanganku. O, ya aku
dulu sering ikut kejuaraan cheersleader. Tapi nggak lama aku dikeluarkan dari
grup alasannya aku terlalu kurussss sekali.
JURI 1
(TERTAWA NGAKAK) Cukup! Cukup mengharukan.
Ya selanjutnya.
BANCI
2
Namaku Beang. Alias Bencong Angkringan.
Aku nominasi dari Solo. Aku jadi begini karena kesalahan bapakku pedagang
angkringan. Waktu itu bapakku sibuk melayani pelanggan yang ingin makan di
warung angkringan bapakku. Saking sibuknya bapakku menyenggol panci berisi air
panas hingga tumpah dan menyiram sate kikilku. Uuuhh, sate kikilku mateng.
Sedih rasanya kehilangan sate kikil. Hmm, kalau prestasi sech aku pernah
menjuarai lompat jauh tingkat banci se Jawa Tengah. Tapi gak lama aku berhenti
karena selangkanganku sobek akibat loncatnya kejauhan.. Terpaksa aku harus
operasi selaput dara. Aku nggak ingin keperawananku hilang sia-sia.
JURI 2
Aduh, serem banget sampe nggak bisa nangis
nih eke. Jadi habis dong tuch kikil ye. Coba dech ye cari di tukang sate padang
atau sate Madura barang kali masih ada yang … ahhh, kok jadi eke yang nawarin
sech. Hhmm, selanjutnya.
BANCI
3
Namaku Lisa. Alias Lilitan Sange. Aku
nominasi dari Papua. Waktu itu saya masih kecil. Main-main di hutan. Tiba-tiba
ada ular besar sekali, melilitku. Aku tak berdaya. Tapi ular itu ternyata tidak
menggigitku. Dia seperti menakut-nakuti aku saja. Dia lihat mukaku. Lidahnya
menjulur. Ooouuhhh, habislah kali ini aku digigit dan dimakannya pikirku.
Ternyata dia tidak menggigit lagi. Lalu, dari lilitan di leherku dia pindah ke
badan, ke pinggang, sampai dia melihat ular kecilku. Dia pikir itu anaknya yang
aku culik kali. Maka dia gigit ular kecilku. Ach, sebentar saja ularku lenyap
ditelannya. Prestasiku pernah menjadi juara banci berbulu lebat se Jabodetabek.
JURI 3
Ichhh lebih serem. Tapi kok ular mau
menggigit saja pakai milih-milih segala.
Hhhhm dasar ular pintar, cerdas, dan cadas. Ya selanjutnya.
BANCI
4
Namaku Barbi. Alias Barang Bikinan. Aku
nominasi dari Madura. Waktu kecil bapak dan ibuku tidak pernah tahu aku lebih
suka dan senang jongkok kalau buang air
kecil. Tidak tahu kenapa padahal aku laki-laki. Sampai suatu saat ibu dan
bapakku memergoki. Mereka marah dan aku diusirnya. Sedih dech. Lagian, kenapa
juga aku buang air kecil pake jongkok segala. (habis pengen sech). Akhirnya aku
pergi dengan perasaan dan pertanyaan-pertanyaan yang terus mengganggu
pikiranku: aku ini laki-laki atau perempuan. Prestasiku nggak ada. Nggak
ada.nggak ada.
JURI 2
Auhh, diusir. Ciannnn dechhh. Tegongnya
tuh bapak. Anak sendiri diusir. Dasar bapak-bapak sekarang egoisan.
Pruttt. Ya, berikutnya!
BANCI
5
Namaku Mona. Alias Monyong Napsuin. Aku
nominasi dari Madura. Waktu kecil mulutku memang monyong tapi sekarang nggak.
Soalnya di samping aku pakai kawat jemuran ech kawat gigi, aku juga rajin
latihan olah vocal. Aku ingat betul waktu itu bapakku bilang “kamu tuh jadi
laki-laki kok monyong mana ada
perempuan yang mau. Jadi banci juga ga bakal laku.” Haaghh, aku terkejut Bapak
berbicara begitu. (jadi banci? Siapa lagi yang mau jadi banci. Aku normal kok,
Cuma mulutku saja yang tidak normal) Baik. Aku akan buktikan jadi banci, biar
menyesal Bapakku seumur hidup. O, ya aku pernah jadi juara lomba banci ngamen
se dunia. Nech mau dengar suara dan gaya aku kalau lagi ngamen. (MENYANYIKAN
LAGU CURI-CURI) Curi-curi, curi hatiku,
Cuma-cuma cuma nun jauh selalu. Curi-curi, curi hatiku, Cuma-cuma cuma nun jauh
selalu. Kenangan lama yang selalu menggoda selalu menggoda.
JURI 1
Uuuuhhh, lagi-lagi Bapak yang egois dan ceriwis.
Ich sebel, orang tua kaya begonong belum pernah disamber kutil sech. Ya
selanjutnya!
BANCI
6
Namaku Tince. Alias Tindakan Cepat. Aku
nominasi dari Madura. Waktu kecil aku termasuk anak laki-laki yang cerdas,
cadas, dan kandas (CEKIKIKAN SENDIRI) Lucu kalau ingat waktu itu. Waktu Bapak
dan Ibu aku ngadonin aku, bikin aku maksudnya, itu berebut. Bapakku ingin anak
laki-laki, sementara Ibuku ingin anak perempuan. Mereka galau, kacau. Iiiihh
sebel dech jadinya. Nah terus waktu mereka lagi ML mereka masih sempat berdebat
ini itu, laki-laki dan perempuan. Iiiichhh sebel dech jadinya. Sampai menjelang
ejakulasi Bapakku berteriak accchh biarin dech banci banci dech. (TERSENYUM)
Maaf agak vulgar. Susah mencari kata-kata yang bagus dan bijak di zaman
sekarang. Semua orang ngomongnya kasar. Nggak pake tedeng aling-aling. Semua
maunya emosi, marah, marah, marah terus marah.
“Semua
jadi marah-marah, semua mau marah-marah, sekarang dia marah, kemarin dia marah,
besok pun juga marah, marah marah marah marah marah marah lagi”
(KEDELAPAN NOMINASI BERNYANYI DAN
BERJOGET)
JURI 3
Hey, hey stop! Kepanjangan! Ya selanjutnya!
BANCI
7
Namaku Dobar. Alia Dagang barang. Bisa
juga sech alias doyan barang. Aku nominasi dari Ambon.
JURI 2
Wawww, barang!
BANCI 7
Waktu itu mama papa sedang makan ikan
papeda bersama aku kecil dalam perut mama. Ini cerita mamaku loch. Pada waktu
mama makan ikan kena duri itu jari telunjuk mama, e mama teriak spontanitas
‘banci!’ ditujukan kepada papa. Papa Tanya kenapa teriak banci? Mama jawab
maksudnya ‘bantuin dong cin’ tapi justru yang keluar kata banci. Yang papa
heran kenapa mama selalu teriak banci kalau minta tolong sama papa. Uuuuhh,
sedih sedih sedih akhirnya aku yang jadi korba. Mama lahirkan aku jantina.
Jantan betina. Dan papa marah, bercerailah mereka, dan nasibku ternyata jadi
banci betulan. Sio mamae beta seng lupa
mamae. Sio mamae beta rindu mo pulange. Sio mamae…. Aku pernah jadi juara
pertama lomba baca puisi tingkat banci Maluku. Nech, aku kasih contoh, ya:
“Banci. Bagi-bagi cinta kepada laki-laki yang membutuhkan. Banci banyak cinta
di taman yang menggoda. Banci, bantuin dong cinnnnnnn!”
JURI
2
Ya, sudah, sudah, nanti eke ingat mama
eke. Sedih tau! Yang terakhir ya maju!
BANCI
8
Namaku Ntin Suhaetin. Alias Banjabar.
Banci Jawa Barat. Aku nominasi dari Garut Jawa Barat. Aku belum lama jadi
banci. Niatku ke Jakarta mau mengadu nasib. Cari kerja gitu. Dan orangku juga
setuju. Maka aku berangkatlah. Emak sama Bapak sampe jual sawah, jual ladang,
jual empang. Cepet lakunya karena dijual murah sama Emak dan Bapak. Ech,
ternyata gak lama kemudian Emak sama Bapak ditangkap dan dipenjara kerena
ternya sawah lading yang dijual mereka milik orang. Punya orang. Ade aje ye
orang tua yang sembarangan ngakuin dan ngejual hak milik orang. (MENARIK NAPAS)
Naasnya lagi aku sampai di Jakarta kena razia penertiban penduduk musiman. Yach
baru turun dari mobil dinaikin lagi ke mobil. 2 hari kemudian aku dilepaskan.
Tapi aku bingung mau kerja apa. Saat aku bingung, aku melihat seorang banci
bawa bas betot melintas di hadapnku. Tiba-tiba terbersit “wah, profesi banci
juga menjanjikan di Jakarta.” Maka aku putuskan sejak saat itu ‘Aku jadi
banci’. O, ya prestasiku pernah menjuarai lomba sinden banci se Jawa Barat.
Nech ya aku contohin: ibuuuuuuu baapppaaaak iye gera, ntinnn tos aya jajaka
JURI
1
Ichhh tragis banget. Seperti true story.
Hmm, sayangnya namanya nggak ngejual. Bodinya sech oke. Bulet bulet semok.
Wajahnya ‘Ngehe’ abis.
MC
(TERTAWA NGAKAK) Heh, maaf, saya kelepasan
saking lucu dan anehnya. Hhhmm, saya juga aneh, kan. Yach, itulah ke delapan
nominasi pemilihan Ratu Jantina Sejagat yang telah Anda saksikan. Maka kirimlah
SMS sebanyak-banyaknya TPU terdekat. Jangan sampai peserta pavorit pilihan Anda
tersingkir. Sementara ini dewan juri akan berembuk untuk menentukan siapa Ratu
Jantina terpilih dari 3 besar yang sebentar lagi kita ketahui. Untuk itu para
peserta saya persilakan kembali ke kandangnya masing-masing.
BANCI 2
(KEPADA MC) Woy, jangan songong luh MC gua
gedik luh!
BANCI 4
(MENAMBAHKAN) ye, Mas. Di situ jangan
begitu sama di sini disini kan gak pernah begitu sama di situ jadi disitu tau
diri sama di sini kalau disitu gak mau digitu-gituin sama di sini.
BANCI 3
Hhhmm, belum pernah kena bewok eke sech.
Panas dingin baru tahu rasa papua punya mantera.
MC
Maaf, maaf, maaf, bercanda Mas, ech,
bersenda gurau! (KAGET MENDENGAR SUARA TEROMPET DIBUNYIKAN) Ech, banci ech
panci. Ouh itu tanda selesai mereka berembuk.
Yuk kita dengarkan keputusan dewan juri!
JURI 1
Untuk peserta yang masuk 3 besar adalah
Beti nominasi dari Jakarta. Selanjutnya Tince nominasi dari Tegal. Dan terakhir
Beang nominasi dari Solo.
MC
Inilah mereka.
KETIGA PESERTA NOMINASI 3 BESAR MEMASUKI
CATWALK UNTUK SELNJUTNYA DINOBATKAN SEBAGAI JUARA 1, 2, DAN 3.
Dan sekarang kita tunggu siapa dari ketiga
peserta ini yang mendapat SMS terbanyak. Dan ternyata yang mendapat SMS
terbanyak adalah Be…Ti…dari Jakarta! Selamat untuk Beti!
BETI BEGITU SENANG DAN BANGGA. SESAAT SAJA
SUASANA BERUBAH MENJADI RIUH RENDAH. MERIAH. TEPUK TANGAN DAN SEGALA MACAM
PUJIAN DAN UCAPAN SELAMAT TERDENGAR DAN MENGALIR BEGITU SAJA SAMPAI KEMBALI
SEPI.
PUTARAN 4
DI PANGKALAN DEKAT PERKAMPUNGAN JANTINA.
MALAM. SEPI. GERIMIS TERASA DI HATI YANG GUNDAH GULANA. TAMPAK BEBERAPA JANTINA
BERDIRI MENANTI LAKI-LAKI YANG SUKA DENGAN JANTINA.
NTIN
SUHAETIN
Mas, bayar dong. Masa sih tiap selesai
utang melulu. Coba dech itung dach berapa utang Mas sama Ntin.
LAKI-LAKI
1
Ya, Mas, kan lagi bokek, belum gajian.
NTIN
SUHAETIN
Ichh, si Mas nech, masa tiap ketemu belum
gajian mellu. Jangan-jangan si Mas memang ga punya kerjaan ya?
LAKI-LAKI
1
Jangan sembarang bicara kamu Ntin. Jangan
menghina saya. Jangan melecehkan saya sebagai laki-laki. Saya punya kerjaan
tau.
NTIN
SUHAETIN
Mas, Ntin nggak sembarang bicara. Ntin
nggak menghina, Ntin nggak melecehkan. Cuma Ntin sekarang ini lagi butuh duit
buat beli dempul. Bedak. Bedak. Bedak. Gincu, gincu, gincu. Gitu, Mas.
LAKI-LAKI
1
Ya, ya, ya, nih…(MEROGOH KANTONG) Mas,
kasih. Layanin Mas yang mantap ya.
NTIN
SUHAETIN
Nah, gitu dong Mas. Sama langganan jangan
pelit-pelit. Yuk makan pepes jamur nya di belakang aja.
LAKI-LAKI
1
Jangan di belakng mobil tinja lagi.
Konsentrasi terganggu tau.
(NTIN SUHAETIN MENGGANDENG LANGGANANNYA
MENUJU KE BELAKANG)
MASUK BARBI DAN TINCE YANG DENGAN GAYANYA
YANG LEBAY. MEREKA SEDANG MENGHITUNG UANG PENGHASILAN MALAM INI. SEMENTARA
TINCE KELIHATAN MAU MUNTAH SEBENTAR-SEBENTAR MENJULURKAN LIDAHNYA.
BARBI
Ech Tince kita kaya banci kembar ye. Ke
mana-mana berdua. Dapat langganan berdua. Rejekinya juga bagi dua kan. lumayan
kita malam ini dapat rejeki bagus.
TINCE
Ehh, Tince itu rejekinya bagus. Ye tau gak
artinya. Tince itu singkatan dari Tin, tin, tin, clep. Langganan eke bermobil
semua tau.
BARBI
Langganan eke juga bermobil.
TINCE
Iye, mobil tinja. Auchhh…aku. (MAU MUNTAH)
Bweee, bwee…
BARBI
Kamu hamil ya Tince.
TINCE
Apaan sech. Sakit jiwa kali ye. Mau
ngelahirin dari mane kalau eke hamil.
BARBI
Barang kali aja kalau ada keajaiban.
TINCE
Hhhh, kebanyakan nonton sulap jadi begini.
Dasar penggemar Pak Tarno.
BARBI
Coba dech periksa ke dokter positif atau
negatif. Atau ye tes pakai tes pen.
TINCE
Eehhh, ye kira eke bohlam di tes pake tes
pen. Ada juga tes pack.
BARBI
Habis kenapa dong, ye tuch uwa uwe uwa
uwe.
TINCE
(SENYUM-SENYUM LALU TERTAWA) ye, mau tau?
Eke tadi kelolodan. Abisnya malam ini big size semua. Hhhhhhgg, enek enek enak
gitu.
BARBI DAN TINCE TERTAWA LEBAR.
TERBAHAK-BAHAK. SEPERTI MEREKA TIDAK PUNYA MASALAH. TIDAK PERNAH TERPIKIR AKAN
DOSA.
DI SUDUT BERBEDA TAMPAK BEANG DAN LISA
RESAH GELISAH BELUM ADA YANG MENDEKATINYA.
BEANG
Sepi banget malam ini. Eke belum dapat
sebatang pun. Ichh sebel banget. Ye dapat berapa malam ini, Lisa?
LISA
Yuk, setengah batang aja juga ngga dapat.
Padahal eke dach turun harga dari sebulan yang lalu.
BEANG
Emang bulan lalu berapa tarifnya.
LISA
Ya berkisar cepek sampe gopek dech.
BEANG
Sama dong sama eke.
LISA
Tapi sekarang eke mau turun harga daripada
nggak makan. Eke mau mulai dari 25 ribu sampe seratus ribu.
BEANG
Kalau nggak ada yang mau datang dan nggak
ada yang mau, begemong?
LISA
Ya, terpaksa 10 ribu, 5 ribu, 2 ribu,
gratis juga nggak apa-apa. Ech Beang (MENUNJUK KE ARAH KEGELAPAN) tuch ada
lisong detong. Yu deketin.
SEORANG KAKEK KELUAR DARI KEGELAPAN MALAM.
IA BERJALAN DENGAN TERTATIH. DI WAJAHNYA TAMPAK ANTARA SENYUM BANGGA DAN LETIH
SEPERTI SELESAI MELAKUKAN SESUATU.
BEANG
(MENGHAMPIRI) Ya ampyun ini mah
engkong-engkong. Ech, Engkong! Mo ke menong malam-malam begenong? Sini mampir
ngisep lisong!
ENGKONG
Gue juga punya lisong baru aje diisep ame
tuh cewek. noh ceweknye…(MENUNJUK DOBAR BARU DATANG SAMBIL MEMBERSIHKAN
MULUTNYA)
BEANG-LISA
Haaggghh Dobar. Si
Engkong bilang cewek (CEKAKAKAN). Busyet dech die duluan yang embat lisong
ompong. Bengong lagi akika.
DOBAR
Hey, hey, kenapa? Ada apa? Seperti baru
ngelihat setan. (BERPUTAR GENIT LALU MENGAMBIL KARTU NAMA DARI DOMPETNYA)
Tengges sebentes dong! Ada beretong gemberong.
BEANG-LISA
Beretong epong?
Akika mo pulce. Habis udeh capce. Nggak
ace lelekong yang detong boro-boro barongan odong-odong aje kagak lewat. Uuuhhh
kecewong.
DOBAR
Ini eke dapet kakap loch. Produser katanya
merangkap sutradara. Merangkap artistic. Pokoknya semua dirangkap. Dia juga
yang bikin acara The Terong tuch sama The Cebe. (CEKIKIKAN GENIT)
BEANG
Terus urusannya sama akika. Epong?
DOBAR
Dia butuh pemain buat film-film lebarnya.
LISA
Ich eke mau dong. Kan cita-cita eke dari
dulu mau jadi artis film yang deg deg high, deg deg high, deg deg high.
(CEKIKIKAN NGGAK JELAS) Judul filmnya apa
aja sech?
DOBAR
Yang pertama Ratapan Banci Gembel, yang
kedua Pocong Banci, yang ketiga BT.
BEANG
Apaan tuch BT?
DOBAR
Banci taubat. (TERTAWA NGAKAK) Yuk pulang.
Eke capek.
BEANG-LISA
Yach terpaksa malam ini akika isep-isep
jempol aja, daripada isep kompor. Panas meleduk.
MEREKA BERLALU SAMBIL MELENGGAK-LENGGOK
(EXIT)
DI SUDUT TAMAN. BETI DAN PACARNYA SEDANG
ASYIK BERCUMBU. LALU TIBA-TIBA MEREKA SEPERTI BERBINCANG SERIUS.
BETI
Bang. Tahu nggak apa yang Beti pikirin.
LAKI-LAKI
2
Apa ayang? Pasti mikirin aku.
BETI
Ya, iyalah. Masa mikirin supir truk.
Begini Bang, sebetulnya dach lama Beti ingin sampaikan ke Abang, tapi Beti
takut Abang tersinggung.
LAKI-LAKI
2
Emangnya mau ngomong apa? Ngomong aja!
Abang siap kok, ngedengerinnya. Tapi jangan bilang Beti mau ninggalin abang ya.
BETI
Justru itu Bang, Beti yang takut Abang
ninggalin Beti.
LAKI-LAKI
2
Beti masih ragu sama cinta Abang? Tatap
mata Abang dong? Dalam, dalam, dalam, sampe menembus jantung hati Abang.
BETI
Bang. Abang tahu kan, kalau Beti nih
banci. Bukan perempuan normal atau laki-laki normal. Suatu saat pasti Abang
menyesal dech.
LAKI-LAKI
2
Cinta tidak mengenal jenis kelamin Beti
ayang. Meski kelaminnya sama. (BWEE). Percayalah sama Abang. Beti sendiri
sayang nggak sama Abang.
BETI
(MELETAKKAN JARI TELUNJUKNYA DI BIBIR
LAKI-LAKINYA) Jangan pernah bertanya tentang kasih sayang sama Beti, Bang.
Kalau Beti terlanjur sayang tapi kalau Abang barangkali terlanjur basah.
(CEKIKIKAN)
LAKI-LAKI
2
Terlanjur
basah ya sudah basah sekali. Hhhmmm, mancing Abang, nech.
BETI
Abang. Jangan pernah meragukan Beti. Semua
yang Beti miliki sudah Beti serahkan Kepada Abang. Kalau perlu nyawa Beti buat
Abang, juga Beti kasih. Yang penting Abang jangan pernah mengkhianati cinta
Beti.
LAKI-LAKI
2
(MENDEKATKAN WAJAHNYA KE WAJAH BETI. BETI
PUN MEMBIARKAN LAKI-LAKI ITU INGIN MENCIUMNYA) Beti…
BETI
Abang…
TERDENGAR SUARA-SUARA GADUH.
TERIAKAN-TERIAKAN DARI JALAN. RAZIA BANCI KIRANYA SEDANG BERLANGSUNG. BERSAMAAN
DENGAN ITU MONA TAMPAK TERGOPOH-GOPOH MEMBERITAHU SEMUA PENGHUNI PERKAMPUNGAN
JANTINA UNTUK BERSEMBUNYI.
“Razia! Razia! Razia! Selamatkan diri masing-masing!”
SEKETIKA TERLIHAT PEMANDANGAN YANG SERU
DAN UNIK. BANCI-BANCI, PELANGGAN SEMUA KALANG KABUT. TIDAK TERKECUALI MAMI
BENCES YANG JUGA BARU TRANSAKSI DENGAN PELANGGAN TETAPNYA.
LAKI-LAKI
2
Beti! Ayo ikut Abang!
BETI
Nggak Abang! Abang cepet pergi sana!
(BERLARI MENINGGALKAN LAKI-LAKINYA YANG TERBENGONG-BENGONG)
MONA
Kamtib! Kamtib! Kamtib! Cepeat sembunyi!
Razia! Razia! Razia!
MAMI
Hey, Mona! Jangan teriak-teriak! Kaya
banci kehilangan karet!
BANCI-BANCI
“Kaburrrrr! Sembunyi! Amankan diri kalian!
“Eeeee, eke dilindungi dong kan lagi lagi
hamil!Tahan napas! Nanti ye melahirkan di senong.”
“Ich, dasar banci. Akika mana bisa hamil.”
“Iiiichh apaan sech! Masih
sempet-sempetnya lagi panik begini lebok lebok!”
“Ichh lepas dong! E, konci! E,
kucrut! Tuch, kan gue latah.”
“Hey, mau kemane lagi! Belum bayar dach
mau kabur, kesempetan kabur, ye pas operasi trences!”
“Ye, ye, gue bayar! Tenang aja lah!”
TAMPAK SUASANA MAKIN KERUH. BEBERAPA
KAMTIB MENGEJAR-NGEJAR BANCI YANG BERUSAHA KABUR. SEMENTARA DI LAIN SUDUT
KAMTIB DIKEJAR-KEJAR BANCI-BANCI. SUNGGUH PEMANDANGAN YANG UNIK, ANEH, TAPI
NYATA.
MAMI
Ya, Tuhan. Lindungilah anak-anakku dari
godaan setan yang terkutuk. (Haghh, setannya siapa sech sebenarnya). Ya, Tuhan
jangan ganggu anak-anakku. Kasihan mereka tiada tempat mereka untuk berteduh
selain dalam dekapanku. Mereka masih membutuhkan aku. Aku juga masih
membutuhkan mereka. (DOMPETNYA JATUH. UANG LOGAM BERCECERAN DI LANTAI.
SEMENTARA ITU LAKI-LAKINYA BETI MENGHAMPIRI MAMI BENCES)
Iiiihhh, gara-gara tuch kamtib eke jadi
panic begini dech. Hhhhggg… nech lagi recehan. Habis make bayarnye pake
recehan. Jangan-jangan yang make gue tadi tukang parker, ape gembel kali.
Iiiihhh amit-amit dech! (BANGKIT. KAGET MELIHAT LAKI-LAKINYA BETI SUDAH ADA DI
HADAPANNYA YANG BERNIAT MEMBANTU MEMUNGUT RECEHAN MAMI BENCES)
LAKI-LAKI
2
(MENYERAHKAN RECEHAN YANG DIKUMPULKANNYA)
MAMI
Ech, maacih ya.
SEMENTARA MEMANDANGI LAKI-LAKINYA BETI,
MAMI KAGET MENDENGAR TERIAKAN-TERIAKAN ANAK BUAHNYA
BANCI-BANCI
Mami! Mami! Tolong! Tolong! Eke ketangkep!
Eke juga, Mi.
Mami! Bantuin dong!
MAMI
Maaf saya harus bantu mereka.
PUTARAN 5
MASIH MALAM HARI. DI TEMPAT PERTEMUAN DAN
PEMBINAAN BANCI-BANCI YANG TERTANGKAP. TAMPAK MONA, BEANG, LISA, NTIN SUHAETIN,
BARBI, DAN MAMI BERHADAPAN DENGAN PEMUKA MASYARAKAT. WAJAH-WAJH MEREKA
KELIHATAN LETIH. NAMUN MEREKA TETAP HARUS MENERIMA KENYATAAN PAHIT DAN GETIR
SEBAGAI MANUSIA-MANUSIA KHILAF.
SEBAGIAN KELOMPOK JANTINA TAMPAK RESAH.
MEREKA MENGGERUNDEL ATAS PERLAKUAN PENGDA (PENGURUS DAERAH) TERHADAP PARA
JANTINA.
PENGDA
Mas, Bapak-bapak, yang saya hormati,
tolong diperhatikan!
MAMI
Pak Pengda, yang juga kami hormati, bisa
tidak bicara singkat, jelas, dan cepaaatttt! Kami harus pulang! Kami tidak tahu
bagaimana tempat kami. Masih utuh atau akhhh…kami tidak bisa membayangkan
bagaimana nasib kami nanti.
PENGDA
Bu, Mbak, eh, Tante… aduhhh saya harus
panggil apa, ya?
MAMI
Panggil saya Ma…mi, atau yang seperti Anda
lihat wujud kami ini laki-laki atau perempuan.
PENGDA
Hhhhmmm, bagaimana kalau saya panggil
jantina. Setuju?
MAMI-BANCI-BANCI
(MENGGERAM) Rrrrrrrrrrrr… jangan
macam-macam!
PENGDA
Maaf, maaf, ee..ee, saya hanya bercanda.
Kita jangan terlalu serious.
MAMI
Bapak ini aneh, ya! Hidup, kok, dibikin
bercanda, dibikin nggak serius.
Sementara nasib kami harus melalui kondisi
dan situasi yang perlu pemikiran, penyelesaian, artinya, se…ri…us…Pak Pengda.
PENGDA
Sekali lagi maaf. Saya hanya
bercanda.
MAMI
Sudah! Sudah! Segera apa yang ingin dan
akan Pak Pengda sampaikan. Kami siap menghadapi risiko apa pun meski pahit
kenyataannya.
PENGDA
Nggg, begini Bapak-bapak. Sebenarnya kami
tidak berkehendak demikian. Kami manusia biasa seperti Bapak-bapak. Kami hanya menjalankan tugas.
BEANG
Bapak tidak sama dengan kami. Bapak itu
manusia biasa, sedangkan kami manusia luar biasa loch, Pak.
BANCI-BANCI
(TERTAWA NGAKAK, GENIT, MANJA, MENYETUJUI
TANGGAPAN BEANG)
MAMI
Satu lagi. Tadi Anda katakan menjalankan
tugas. Yang benar menjalankan tugas atau melaksanakan perintah atasan.
PENGDA
(BINGUNG MENJAWAB) aaacch sama saja lah
maksudnya.
MAMI
Ya
jelas berbeda! Kalau Anda menjalankan tugas, berarti Anda yang membuat peraturan
dan keputusan, tetapi kalau Anda melaksanakan tugas berarti peraturan dan
keputusan itu datangnya dari perintah atasan Anda. Masa membedakan tutur
penyampaian saja tidak bisa. Ini masalah
bahasa. Jangan main-main dan menggampangkan. Sensitive sekali. Sama seperti
kami yang memiliki perasaan sensitif.
PENGDA
Sebentar
saya jelaskan.
MAMI
Bagaimana
Anda bisa menjelaskan? Memahami kalimat Anda sendiri saja tidak mampu.
PENGDA
Diam!
Jangan banyak bicara kamu, banci! (MENYADARI KESALAHAN UCAPANNYA) Hehh, maaf
saya terpancing emosi.
MAMI
Tuch,
dengar sendiri, kan, teman-teman? Bapak kita ini sudah mendeskriminasikan kita.
Pejabat macam apa itu?
PENGDA
Ibu, ech Bapak jangan membawa-bawa nama
pejabat. Sekali lagi saya tegaskan, saya hanya menjalankan tugas apa pun itu
penafsiran dan pemikiran kalian! Biar begini-begini saya dipilih masyarakat
loch jadi pejabat.
MAMI
Anda bangga dengan jabatan Anda? Sementara
Anda tidak sanggup menjelaskan fungsi dan peran Anda sebagai abdi Negara.
PENGDA
Yach saya memang bangga, karena jabatan
yang saya miliki saya peroleh dengan susah payah.
MAMI
Ooo, begitu. Anda tidak bangga dengan
masyarakat yang makin kritis, tanggap, dalam menghadapi situasi dan kondisi
bangsa dan Negara yang barangkali sebentar lagi porakporanda.
PENGDA
Saya bangga dengan masyarakat yang
demikian kritis dan tanggap, tapi tidak bangga untuk masyarakat seperti kalian!
MAMI
Loch, kok begitu?
PENGDA
Itu kesalahan masyarakat yang tidak mau
bekerja sama dengan kami malah menjadi-jadi membuat ulah sehingga memancing
emosi kami.
MAMI
Anda berpikir terlalu sederhana dan sempit. Berbicara Anda
tidak bijak.
PENGDA
Wach, jangan salah, dalam Al-Quran dan hadist pun masalah
golongan seperti Anda itu dibicarakan.
MAMI
Coba Anda sampaikan isi ayat itu, dan bagaimana hadistnya.
PENGDA
Kalau masalah itu saya lupa. Tapi jangan
khawatir kami punya ahlinya, kok.
MAMI
Ahli?
PENGDA
Ya, ya, ahlinya.
MAMI BENCES DAN BANCI-BANCI YANG ADA DI
TEMPAT ITU BERSAMAAN MENGGELENG-GELENGKAN KEPALA.
TAK LAMA MUNCUL DI BELAKANG PENGDA SEORANG
PEMAG (PEMUKA AGAMA) WAJAHNYA YANG BERCAHAYA MENANDAKAN DIA ORANG YANG DAPAT
MEMBERIKAN
PEMAG
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
MAMI
Waalaikum salam.
PEMAG
Perkenalkan saya Usmaul. “jamaahhhh…!”
lach, kok nggak ada yang menyahut.
MAMI-BANCI-BANCI
BERDIAM DAN CELINGAK CELINGUK SALING
PANDANG.
PEMAG
Begini, Bapak-bapak, ech, Ibu atau Bapak nech.
BANCI-BANCI
Pak, Usmaul mau ngasih nasihat apa lagi sech?
PEMAG
Bukan nasihat, tapi mengingatkan. Saya wajib mengingatkan.
MAMI
Masalah golongan kami, kan? Kami sudah tahu, kok.
PEMAG
Tapi belum paham, kan? Atau memang belum
mau memahami? Atau tidak mau memahami?
LISA
Kita memang belum tahu apalagi paham.
Dalam kitab kita apa ada itu Bapak?
PEMAG
Wach, jangan salah, golongan seperti
kalian di dalam kitab mana pun di dalam ajaran mana pun di dalam hukum mana pun
itu pasti ada. Terlebih lagi dalam Al-Quran dan hadist. Lengkap digambarkan dan
dijelaskan pada surat Al-Azab, surat Ataubah dan surat ….
……..BANCI-BANCI
Ichhhh, serem ya. Eke jadi takut bo. Eke
mau taubat ach. Yukkk. Tapi lekong eke gimenong. Eke nggak bisa ngerasain
lontong sayur lagi dong. Lontong cap gomeh kaleee. Hmmm, pisang magel tau.
PUTARAN 6
DI PANGKALAN DEKAT PERKAMPUNGAN JANTINA.
MALAM. SEPI. TAMPAK MAMI BENCES BERSEDIH. IA TIDAK SANGGUP MELIHAT TEMPAT YANG
DIBANGUNNYA MULAI DARI MERANGKAK SEBAGAI MANUSIA YANG BERBEDA HINGGA IA DAPAT
MENAMPUNG, MENDEDIKASIKAN DIRINYA UNTUK DAN BAGI MANUSIA-MANUSIA BERBEDA
LAINNYA, . DIROBOHKAN.
DIPORAKPORANDAKAN. DIBAKAR. DIBUMIHAGUSKAN. MAMI BENCES BELUM BISA MENERIMA
KENYATAAN YANG MEMANG AKAN DAN HARUS DIHADAPINYA. SEMENTARA BEBERAPA JANTINA
BERKEMAS-KEMAS UNTUK MENINGGALKAN TEMPAT ITU.
NTIN
SUHAETIN
Mami Bences, Ntin harus pulang kampung,
ya. Ntin, bingung, Mami.
MAMI
(DIAM MEMBISU. AIR MATANYA MENETES.
SEKALI-SEKALI DIA MENGHAPUSNYA DENGAN HANDUK KECIL)
BARBI
Eke juga, ya Mami. Eke ikut Mami aja
kemanaaaa aja. Yang penting eke bisa hidup. Putting nihhh paya babi.
LISA
Mami, masa eke harus kembali ke Papua. Eke
malu pake koteka lagi. Lagi pula ular kecil eke udah nggak ada, terus apa yang
mau dipakein koteka. Kasih jawaban dong Mami! Jangan diam aja.
BEANG
Ech, pade denger, ye. Eke nggak mau pusing
sementara ini. Daun sirih daun kelor. Eke nggak suka liat orang sedih.
Mendingan eke moloooorrrrr.
MONA
“Aku tak mau jikalau aku dirayu. Pulangkan
saja ke rumah… “ ke rumah siapa ya, Mami. Mona bingung. Apalagi sekarang ngamen
dach nggak jaman. Kemarin aja sebelum kejadian ini, Mona ngamen di perumahan
sana, ech Mona ditolak.
BARBI
Ditolak gimenong?
BARBI
Mona kan nyanyi lagu Tadi Malam “Tadi
malam … ech belon selesai orangnya dari dalam teriak, yang punya rumah nggak
ada. Ech, Mona kesel, Mona lanjutin aja nyanyiannya “Tadi ada…”
SEMUA TERTAWA DENGAN ULAH MONA. SEMUA LUPA
KESEDIHAN SESAAT SAMPAI MAMI MENGINGATKAN BAHWA MEREKA HARUS PERGI MENINGGALKAN
PERKAMPUNGAN JANTINA YANG TELAH DIBUMIHANGUSKAN.
MAMI
Kita harus pergi sekarang. Kita tidak
harus di sini lagi. Tinggalkan semua kenangan di sini. Lupakan semua kejadin
yang pernah kita ciptakan. Aku yakin masih ada jalan terang bagi kita untuk
keluar dari kegelapan. Ayo, anak-anak sudah siap kan kita melangkah?
BANCI-BANCI
Ke mana Mami? Kita mau ke mana? Apa masih ada tempat untuk
kita?
MAMI
Masih. Allah tidak menutup jalan bagi
orang-orang yang mau bertaubat. Kalian dengar, kan Pak Usmaul bicara apa tadi untuk
kita? Nach, saatnya sekarang kita bertaubat.
BANCI-BANCI
TERBENGONG-BENGONG MENDENGAR UCAPAN MAMI
BENCES. MAMI BENCES MELANGKAH KELUAR DARI RERUNTUHAN PERKAMPUNGAN JANTINA. YANG
LAIN MENGIKUTI DENGAN RASA SEDIH, KECEWA, GALAU, DAN BERAT MELANGKAH DEMI
MENINGGALKAN TEMPAT BERNAUNG YANG PENUH KENANGAN SUKA DUKA.
PUTARAN 7
DI RERUNTUHAN PUING-PUING PASCA PEMBAKARAN
TAMPAK BETI, DOBAR, DAN TINCE, SEDANG BERBINCANG SAMBIL BERKEMAS. MEREKA
TERLIHAT SEDIH, KECEWA, GUSAR, DAN NELANGSA.
BETI
Dobar, kamu setelah ini mau ke mana?
DOBAR
Ntahlah, Bet. Yang jelas aku akan kembali
menjadi laki-laki. Aku optimis. Bagiku tidak ada suatu permasalahan yang tidak
ada jalan keluarnya. Apalagi Tuhan Maha pengampun. Aku menganggap diriku salah
berjalan. Salah melangkah. Dan kinilah saatnya aku kembali ke pelukannya. Sebab
aku yakin tangannya selalu terbuka untuk umatnya yang ingin bertaubat.
DOBAR MENETESKAN AIR MATA. LALU DIHAPUSNYA
DENGAN JARI-JARINYA YANG SETENGAH LENTIK. BETI DAN TINCE PUN HANYUT DENGAN
UCAPAN DOBAR, MEREKA PUN MENETESKAN AIR MATA.
TINCE
Aku juga janji pada diriku. Aku harus
menjadi normal kembali. Aku laki-laki. Tidak seharusnya jalan yang kutempuh
seperti ini. Aku seperti mengayuh ‘thengil’ (PERAHU KECIL UNTUK MENCARI IKAN DI
PERAIRAN JAWA) di luasnya samudra membentang. Aku harus menentang gelombang
pasang, hujan, dan badai, untuk mendapatkan kehidupanku di masa datang.
BETI
Kalau aku hanya ingin bertaubat. Aku
pasrahkan diriku kepada Allah. Allah yang menciptakan, dan menghidupkan aku.
Maka Allah pula akan yang mematikan aku. Mengenai diriku seperti ini, karena
kesalahanku yang tak beriman dengan benar dan sungguh-sungguh kepada-Nya.
DOBAR
Kita sama-sama bertaubat ya, cin, ech, bro
maksudnya. (CEKIKIKAN) Masih suka kebawa-bawa. Maklum eke dach lama banget ga
jadi lekong.
TINCE
Alon-alon, asal kelakon, Dobar.
Pelan-pelan nanti juga sampai pada perubahan yang sesungguhnya.
BETI
Amin, ya rob. O, ya aku pesan kepada
kalian, kalau aku mati, kafani aku selayaknya laki-laki normal. Aku ingin
jasadku diterima Allah SWT.
DOBAR
Iiiichhh, amanat ye serem banget sech. Eke
ampe merendong.
TINCE
Eke juga. Ich kenapa lagi masih kaya
banci. Susah amat sech ngerubahnya.
BETI
Gampang, kok. Yang penting niat dan mau
merubahnya.
(MEREKA TERTAWA TERBAHAK-BAHAK TANPA
DISADARI SUARA MEREKA KEDENGARAN SEPERTI LAYAKNYA LAKI-LAKI NORMAL KEMBALI).
PUTARAN 8
SEBULAN BERLALU. DI PERSIMPANGAN JALAN
KOTA. LALU LINTAS BEGITU PADAT. TAMPAK BETI BERJALAN SENDIRI DI TROTOAR DENGAN
BERPAKAIAN LAKI-LAKI. SESAAT MEREKA MELIHAT NTIN, LISA, BARBI, MONA, BEANG, DOBAR
DAN TINCE, JUGA BERPAKAIAN LAKI-LAKI, BERTERIAK MEMANGGIL-MANGGIL NAMANYA. BETI
SENANG SEKALI. BETI, INGIN SEGERA
MENYEBERANG JALAN, NAMUN TIBA-TIBA DARI ARAH KANAN BETI SEBUAH MOTOR DIKENDARAI
DENGAN KECEPATAN TINGGI MELINTAS, MENABRAK BETI HINGGA BETI TERPELANTING DAN
MEMBENTUR PINGGIRAN TROTOAR. BETI SEKETIKA TEWAS. SEMUA TEMAN-TEMAN
BETI—MENJERIT, MENANGIS, MERATAPI. SESAAT MEREKA KEHILANGAN TEMAN YANG
DICINTAINYA.
“Bettttttiiiiiii!!!”
PUTARAN 9
DI PERUMAHAN DEKAT PERKAMPUNGAN JANTINA.
TENGAH MALAM. DI POS KEAMANAN PERUMAHAN. DUA ORANG HANSIP BERGEGAS KELILING
PERUMAHAN UNTUK MELIHAT DAN MEYAKINKAN KONDISI DAN SITUASI SEKELING LINGKUNGAN
AMAN TERKENDALI. NAMUN SUASANA BERUBAH MENEGANGKAN ‘SOSOK’ BETI BERKAFAN
BERDIRI DI BELAKANG POS PENJAGAAN.
HANSIP
1
Bro, ayo ach, keliling. Dach, jam 2 nech.
HANSIP
2
Yach, bukannye ente gilirannye? Kan ane
tadi udah keliling.
HANSIP
1
Nggak tau nech, perasaan ane kagak enak,
Bro.
HANSIP
2
Yee, elu penakut banget sech. Kaya banci aja lu!
BETI
Jangan jelek-jelekin banci dong Mas.
HANSIP
2
Eh, elu ngebelain banci? Tumben, biasenye
elu sebel. Malah waktu ngebakar perkampungan banci elu, semangat banget.
HANSIP
1
Lach, emang gua ngomong apa? Kok luch jadi
ngelantur ngomongnya.
HANSIP
2
Lach, tadi bukan elu yang jawab ngomongan
gua soal banci.
HANSIP
1
Lach, gua kagak omong apa-apa.
BETI
Yang ngomong saya, Mas.
HANSIP
1
(GELAGEPAN TIDAK BISA BERBICARA)
HANSIP
2
Siapa luch? Pake nakut-nakutin segala! Gua
kagak takut sama pocong!
HANSIP
2
Saya Beti Mas Bro.
HANSIP
2
Beti…Beti…bencong tikungan yang mati
ketabarak motor?
BETI
Ye, Mas. Kalau Mas Bro gak takut pocong,
bantuin Beti dong bukain kafan Beti. Terus kasih tau yang dandanin Beti waktu
Beti meninggal siapa sih orangnya?
HANSIP
1-2
Beti…Beti…Haghhh… jadi ini han..han…tunya
Beti…bencong tikungan!!!?
BETI
Ya, Mas Hansip. Kan sampean berdua juga
ikut ngebakar perkampungan kita.
HANSIP
1-2
Ka…kaburrrrrr….
KEDUA HANSIP BERUSAHA KABUR DARI POS
PENJAGAAN, AKAN TETAPI KAKI-KAKI MEREKA TERASA TIDAK DAPAT DIGERAKKAN. MEREKA
BERLARI DI TEMPAT PADAHAL MEREKA MERASA SUDAH BERLARI JAUH. SEMENTARA BETI
MENATAP KE DEPAN KOSONG. IA BERSEDIH. KARENA IA BELUM MENEMUKAN ORANG YANG
MEMANDIKAN DAN MENDANDANINYA KETIKA IA MENINGGAL. IA BERDOA KEPADA TUHAN SEMOGA
TAUBATNYA DITERIMA.
LAYAR TUTUP
Komentar
Posting Komentar