Langsung ke konten utama

Abunawas Mencari Cinta

ABUNAWAS MENCARI CINTA
Tales from the Thousand and One Nights

OPENING:
MUSIK ARABIAN NIGHT TERDENGAR MENGIRINGI SEORANG SAHIBULHIKAYAT MASUK DENGAN POSTURE DAN GAYA SERTA DILENGKAPI KOSTUM TIMUR TENGAH YANG BERUSAHA MEMIKAT PENDENGAR CERITA. Di TANGANNYA TERLIHAT SEBUAH KITAB KUNO BERISI RIBUAN CERITA. DIA BERLENGGAK KE KIRI BERLENGGOK KE KANAN. MAJU-MUNDUR. CELINGAK-CELINGUK MENCARI SESUATU YANG AKAN DIJADIKAN SESUATU BAGINYA. SETELAH MERASA PASTI DIA BERUJAR:

“Ini hanya sebuah dongeng. Sebuah cerita pelipur lara. Jenaka. Logika. Dan nyata bagi siapa saja yang dapat memahami ceritanya. Bagi yang tidak bisa memahami cerita ini, ML namanya (masalah elu). Dan bagi siapa saja yang tidak tertawa melihat kelucuan dalam cerita ini yang sebenarnya tidak lucu,  PL namanya (penderitaan elu).”

LALU KATANYA:
“Assalamualaikum. Wahai penonton, wahai pendengar. Ada sebuah cerita dari sekian cerita yang disampaikan dari lisan ke lisan, tentang istana kerajaan, tentang raja-raja perwira, tentang permaisuri-permaisuri jelita, tentang pangeran dan putri yang saling mencinta, 1001 malam namanya. Cerita ini berasal dari Timur Tengah. Tapi namanya cerita namanya juga dongeng, pasti asal-usulnya juga tidak jelas, dari mulut ke mulut“. Begitu penonton!

KATANYA LAGI:
“Cerita ini bermula (DI ISTANA. DI PERADUAN SANG RAJA-RATU. MALAM HARI. RATU SEDANG BERCERITA UNTUK RAJA, SUAMI YANG AKAN MENGHUKUM MATINYA) dari seorang ratu Sassanid, Scheherazade namanya, yang menceritakan dongeng-dongeng menarik kepada suaminya, Raja Syahrar. Dongeng-dongeng itu diceritakan ketika sang ratu merasa dirinya akan mati atas hukuman yang dijatuhi baginya. Ratu sengaja bercerita dari malam ke malam agar suaminya selalu menunda perintah hukuman mati baginya. Hebatnya sang Ratu selalu mengakhiri dongeng dengan kisah yang menegangkan sehingga sang Raja merasa penasaran untuk terus dan terus mendengarkan dongeng sang Ratu. Hingga tak terasa dongeng itu disampaikan sang Ratu selama 1001 malam.

KATANYA LAGI:
Banyak dongeng di dalamnya. Tapi kali ini saya, sahibulhikayat hanya bercerita satu dongeng saja. Saya akan bercerita tentang … Sssttt cerita ini berdurasi 1001 malam loch. Siap gak nontonnya. Sebab begitu Anda keluar dari gedung ini apakah usia Anda atau achhh, Abunawas Mencari Cinta!”  (EXIT)
“dalam cerita lama tersebut kisah abunawas pujangga mencari cinta. Orangnya cerdik dan jenaka. Dia juga pandai bercerita apa lagi soal cinta. Hidupnya salalu mengembara dari kota ke kota hingga ke segala penjuru dunia. Mulai dari India, Persia, Arabia sampai ke Indonesia. Dengan berbekal ilmu dia selalu dapat apa yang diinginkannya. Abunawas. Abunawas. Abunawas.”
PUTARAN 1
MUSIK. SEBUAH GAMBARAN LATAR MASYARAKAT 1001 MALAM. TERLIHAT MEREKA DENGAN KESIBUKAN KESEHARIANNYA—MEREKA LALU LALANG, MEREKA BERBINCANG, MEREKA BERSENDA GURAU, MEREKA MELAKUKAN JUAL-BELI, MEREKA BERTENGKAR.
DI ISTANA KERAJAAN 1001 MALAM. SANG RAJA PIPIS I TAMPAK GALAU. KEGELISAHANNYA TAK DAPAT DITUTUPI. DARI RAUT WAJAHNYA IA SEPERTI MENANGGUNG BEBAN BERAT YANG BARANGKALI TIDAK ADA SATU PUN YANG DAPAT MENGATASINYA.
RAJA PIPIS 1:
(MEMANDANG LANGIT TIADA BERKEDIP. ANEHNYA SETIAP HELAAN NAPASNYA IA SELALU KEBELET PIPIS)
Langit masih biru. Malam masih hitam. Bintang masih berkelip. Angin masih semilir.
Berarti aku masih diberi kesempatan untuk mendapat harapan, siapa yang dapat menyembuhkan sakit putriku. Permataku. Belahan jiwaku. Sedih rasanya. Gelisah adanya. Galau katanya. Galau? Tidak aku tidak pernah galau.
(MENGHELA NAPAS. LALU IA KEBELET PIPIS. MONDAR MANDIR TAK JELAS)

PR:
Siapa yang galau baginda? Baginda galau?
MM:
Ya, baginda galau, Ya?

RAJA PIPIS 1:
Sembarangan! Aku hanya sedih melihat putriku dari hari ke hari merasa sepi. Dan selalu bercerita perihal mimpi.

PR:
Lalu maknanya apa, baginda?
MM:
Ya, baginda apa maknanya lalu?


RAJA PIPIS 1:
Dia selalu berada di taman yang indah. Sendiri. Dan kesepian. Lalu dia bermimpi selalu bertemu dengan seorang pujangga. Tampan. Cerdik dan jenaka.


PR:
Siapa itu baginda?
MM:
Ya, baginda siapa itu?


RAJA PIPIS 1:
Kalau aku tahu untuk apa aku bercerita kepada kalian! (MENGHELA NAPAS. LALU KEBELET PIPIS. MONDAR MANDIR TAK JELAS) hhh… kenapa penyakit ini selalu saja datang! Akh, ini gara-gara ulahnya si Abunawas yang membuat aku jengkel dan marah. Hhrrrr.. di mana dia sekarang! Akan kupenggal kepalanya!

PR:
(DIAM)
MM:
(DIAM)

“Hamparan padang luas terbentang di mata yang pejam. Angin sejuk merasuk jiwa yang kekal iringi pertemuan putri dan pujangga. Mereka tertawa. Mereka berdendang. Mereka bercengkrama. Mereka bertatapan mencari kata cinta. Tapi putri terjaga. Pujangga di mana. Mimpi atau nyata. Mimpi atau nyata.”

PUTARAN 2

MUSIK. DI PADANG TERBUKA. SUARA ANGIN LEMBUT MENGIRINGI KEHADIRAN  SEPASANG INSAN YANG BERHARAP BERTEMU. KEDUANYA TERASA ASING. MEREKA BELUM SALING MENGENAL. NAMUN DARI TATAPAN MEREKA, SENYUMAN MEREKA, DAN AIR MUKA MEREKA, SEPERTINYA MEREKA INGIN BERDEKATAN BAHKAN LEBIH DARI ITU. MEREKA INGIN MENJALIN CINTA. SESAAT MEREKA BERDEKATAN. MEREKA BERSENTUHAN. TANGAN MEREKA SALING BERPEGANG. MEREKA INGIN SEGERA BERPELUKAN. AKAN TETAPI ANGIN KENCANG TIBA-TIBA MENGHENTIKAN HASRAT MEREKA.

PUTRI:
Papi! Mami! Eechh..Ayahanda! Ibunda!

BUNDA RATU:
Ada apa Syakila putriku sayang. Juwitaku malang karena sakitmu terlalu panjang. Bunda khawatir akan keberadaanmu.

PUTRI:
(TURUN DARI PERADUAN LALU MENDEKAT JENDELA, MEMANDANG JAUH KELUAR) Aku bermimpi lagi. Sepi. Sunyi. Hamparan pasir. Angin kencang. Laki-laki pujangga! Laki-laki pujangga! Ibunda, tolonglah aku. Aku tak sanggup lagi bermimpi. Aku tak lagi bisa membedakan siang atau malam. Jiwaku terampas. Hatiku terlepas. Aku terhempas dalam dekap pujangga. Datangkan dia! Datangkan dia!

BUNDA RATU:
Syakila putriku sayang. Juwitaku malang. Bunda tiada dapat bertindak tanpa kuasa dari ayahanda, baginda raja, suami bunda tentunya. (TERKEJUT MELIHAT WAJAH PUTRI PUCAT PASI) Hey, hey, mengapa wajah putriku sayang jadi begitu pucat tiba-tiba? Gerangan apa yang terjadi.

PUTRI:
(DIAM MENATAP DALAM KEPADA BUNDA RATU. LALU MELANGKAH KEMBALI KE ARAH JENDELA. DIPANDANGINYA LAGI SEKALI SAJA SUASANA DI LUAR. LALU DIHIRUPNYA LAGI UDARA DI LUAR SEKALI SAJA. LALU MELANGKAH MENUJU PERADUANNYA DAN MEREBAHKAN DIRINYA)

BUNDA RATU:
Ya Tuhan. Ada apa dengan putriku Syakila? Mengapa tiba-tiba saja ia terdiam. Wajahnya pucat pasi. Matanya tiada pejam. Senyumnya tiada tergambar lagi. Aku harus temui baginda raja. Suami aku tentunya.
MONDAR-MANDIR PANIK. DIPANDANGINYA PUTRI YANG TIADA PEJAM JUGA MATANYA. TIADA SENYUM JUGA DI BIBIRNYA BERKALI-KALI. SPONTANITAS BUNDA RATU BERTERIAK MEMANGGIL BAGINDA RAJA KARENA PANIK YANG TAK DAPAT DIBENDUNGNYA LAGI.

Baginda Raja! Baginda Raja! Suamiku! Ayahandanya putri Syakila kesayangan kita berdua! Cepat ke sini! Dia sakit! Dia tidak lagi berkata-kata! Dia tidak lagi senyum! Dia tidak lagi pejam!

RAJA PIPIS 1
Hey ada apa ayang Ratu! Kok berteriak-teriak seperti putri yang diculik king kong lalu datang tarzan membela! Ada apa Bunda Ratu gerangan memanggil-manggil aku?

BUNDA RATU:
Ya Tuhan masih bertanya pula! Lihat putrid kita kanda!

RAJA PIPIS 1
(TERKEJUT MELIHAT PUTRI DENGAN KONDISI MATA TIDAK TERPEJAM. BIBIR TERKATUP TIADA SENYUM)
Haagggh…Ini tidak wajar! Tidak wajar! Pasti ada yang tidak beres dengan putriku! Syakila! Syakila sayang! Bangunlah! Ini ayahanda datang untukmu dan bagimu!  (MEMIJAT-MIJAT KAKIPUTRI. MEMBELAI-BELAINYA JUGA PENUH KASIH SAYANG, MEMBUAT BUNDA RATU CEMBURU)

BUNDA RATU:
Mijatnya jangan lebay kali! Ngebelainya jangan alay!

RAJA PIPIS 1
Hey dia ini putri kita! Kok ayang Ratu bicara begitu! Cemburu ya?

BUNDA RATU:
Yeeee, siapa yang cemburu!

RAJA PIPIS 1
Itu buktinya terlihat di wajahnya ayang!

BUNDA RATU:
Ya, aku bisa saja cemburu! Soalnya kanda dengan juru masak di istana kita juga sering lebay begitu, terus dengan mban-mban di istana juga begitu, belum lagi dengan para penari istana, bukankah itu tanda-tanda ketidakberesan!

RAJA PIPIS 1
Iiich, kesannya kanda itu cowok yang rakus. Siapa saja suka yang penting perempuan! Terlalu berlebihan ayang! (BANGKIT DARI PERADUAN PUTRI)
Sudahlah sekarang yang penting kita harus bagaimana dan harus berbuat apa?

BUNDA RATU:
(MONDAR-MANDIR BERPIKIR) Hhhhmm, kanda bagaimana kalau kita buat sayembara?

RAJA PIPIS 1
Sayembara?

BUNDA RATU:
Ya sayembara. 
“Di hutan, di hutan, di hutan. Abunawas bersembunyi di hutan karena dianggap bersalah dan selalu jadi tumpuan salah para raja yang tidak suka adanya. Abunawas berulah. Raja mendendam. Abunwas berulah raja pun murka. Abunawas tak rela maka dia pun bergaya membalas kebencian dan kejahatan para raja. Dia selalu dapat apa yang diinginkannya. Abunawas. Abunawas. Abunawas.”

PUTARAN 3

MUSIK ARABIAN NIGHT TERDENGAR MENGIRINGI SEORANG ABUNAWAS DI HUTAN. DIA MELANGKAH LAMBAN DI KESEPIAN. IA BERSANDAR DI POHON BESAR DALAM HUTAN ITU.TAMPAK IA SEDANG BERPIKIR BANYAK TENTANG NASIB DIRINYA. ABUNAWAS SANGAT DISUKAI PENDUDUK YANG SENGSARA KARENA IA MENOLONG DAN BERBAGI HARTA PEROLEHAN REZEKINYA. DIA DISUKAI BANYAK SAUDAGAR DAN ORANG KAYA YANG MENGALAMI KESULITAN DALAM MENJAGA RUMAH TANGGA DAN HARTANYA KARENA SEGALA IDE KECERDIKANNYA SANGAT MEMBANTU MEREKA. SEBALIKNYA IA SANGAT DIBENCI RAJA-RAJA DI SEKITARNYA KARENA TINGKAH POLANYA YANG SERING MEMBUAT ULAH DI ISTANA.

ABUNAWAS.
Ya Allah, jika dosaku teramat sangat banyak namun aku tahu bahwa pintu maaf-Mu lebih besar. Maka aku berdoa kepada-Mu dengan penuh tadharru’ sebagaimana Engkau perintahkan. Lalu jika Engkau menolak tangan permohonanku, lalu siapa yang akan merahmati-ku.Jika yang memohon kepada-Mu hanya orang yang baik-baik saja lalu kepada siapakah orang yang jahat akan memohon. Aku tidak mempunyai wasilah kepada-Mu kecuali hanya sebuah pengharapan
Semoga Engkau menerima permohonanku dan memaafkan kesalahanku.
(MENARIK NAPAS PANJANG TAPI BUKAN MENGELUH SEBAB ABUNAWAS TIADA PERNAH MENGELUH)

Jangan melemah abunawas. Jiwamu hanya Dia. Jangan mengeluh abunawas. Aku tak’akan mengeluh! Lihat saja nanti! Lihat saja ini (MENUNJUK KE OTAK) Lihat saja saja ini (MENUNJUK KE DADA) dan ini! (MENGEPAL TINJU KANAN). ABUNAWAS PERLAHAN DUDUK DI BATANG KAYU YANG ROBOH DI ANTARA POHON-POHON TUA DALAM HUTAN. LALU IA MENGELUARKAN SELEMBAR KERTAS BERISI TULISAN PUJANGGA. DIPERHATIKANNYA TULISAN DALAM KERTAS, DAN IA BERDIRI SEKETIKA SAMBIL MEMBACAKAN SYAIR TERSEBUT DALAM KERTAS DI TANGANNYA.)

Hiduplah semaumu di bawah naungan istana nan megahmu.
Engkau berusaha mendapatkan apa yang engkau senangi baik pada waktu sore maupun pagi
Namun, apabila jiwa tersengal-sengal karena sempitnya pernapasan dalam dada
Saat itu barulah engkau tahu bahwa selama ini engkau sedang tertipu
Jangan engkau merasa aman dari kematian sekejap mata pun
Meski engkau mempunyai para penjaga dan para pasukan
Ketahuilah bahwa panah kematian pasti tepat sasaran
Meski bagi yang membentengi diri darinya
Engkau ingin selamat namun tidak mau mengikuti jalannya
Bukankan sebuah bahtera tidak akan mungkin berlayar di jalan raya

(SELESAI MEMBACA SYAIR TAMPAK WAJAHNYA KERUH. EKSPRESI GERAM TERGAMBAR DI WAJAHNYA. DIA KEPALKAN KEDUA TANGANNYA KERAS HINGGA TERLIHAT OTOT-OTOT LAKINYA YANG MENYATAKAN ABUNAWAS LAKI-LAKI SEJATI. TAPI SESAAT SAJA. TIBA-TIBA IA TERTAWA KERAS BAHKAN TERPINGKAL-PINGKAL SAMBIL MENARI-NARI  SENDIRI. DI BENAKNYA IA BERIMAJINASI  MENARI-NARI BERSAMA GADIS-GADIS CANTIK YANG DIA SENDIRI TAK MENGENALNYA.)

“Hiduplah semaumu di bawah naungan istana nan megahmu.
Engkau berusaha mendapatkan apa yang engkau senangi baik pada waktu sore maupun pagi. Namun, apabila jiwa tersengal-sengal karena sempitnya pernapasan dalam dada
Saat itu barulah engkau tahu bahwa selama ini engkau sedang tertipu”

PUTARAN 4

DI SERAMBI ISTANA. TAMPAK TIGA RAJA  1001 MALAM TENGAH BERBINCANG. TAMPAK WAJAH-WAJAH MEREKA SERIUS MEMBICARAKAN SESUATU. MEREKA RAJA-RAJA YANG PERNAH DIPERDAYA OLEH KECERDIKAN ABUNAWAS.

RAJA PIPIS 3 :
Hhhmm kalau ingat Abunawas rasanya aku ingin bakar hutan-hutan yang ada di daerah kekuasaanku!.

RAJA PIPIS 2 :
Kalau aku sih, ingin membelah lautan seperti nabi Musa. Keren kan? Biar si Abu tahu kalau aku lebih hebat dari dia. Aku raja Pipis 2 tidak pernah main-main!

RAJA PIPIS 1 :
Lah, ini kesal dengan Abunawas atau pamer dengan kesombongan?

RAJA PIPIS 2 :
(TERTAWA SINIS) Memangnya kau belum pernah dipermalukan apa Abunawas?

RAJA PIPIS 3 :
Aku pernah dipermalukan dia. Putriku waktu itu sakit. Sepertinya ia diguna-guna laki-laki yang ditolaknya dengan kekuatan sihir karena mencoba melamarnya? Sementara kami dan seisi istana sedang heboh, datanglah Abunawas yang mengaku sebagai tabib. Lalu menyembuhkannya. Dengan permintaan jika putriku sembuh maka harus menikah dengannya atau sebagian wilayah kerajaan di bawah kekuasaanku harus diserahkan kepadanya. Ya, secara gitu aku tidak mau anakku bersuamikan orang kebanyakan alias orang sembarangan.

RAJA PIPIS 1 :
Dan ternyata putrimu sembuh?

RAJA PIPIS 3 :
Yah. Sembuh.


RAJA PIPIS 1 :
Putrimu atau wilayah kekuasaanmu?

RAJA PIPIS 3 :
Yach terpaksa wilayah kekuasaankulah karena aku bersepakat dan berjanji di muka orang banyak sebagai saksi. Sekarang putriku sudah kunikahkan dengan bangsawan kaya raya di negeri seberang sana.

RAJA PIPIS 1 :
(TERTAWA TERBAHAK-BAHAK) Hebat! Hebat! Abunawas dapat mengelabui dan mempengaruhi seorang Raja Pipis 3 yang terkenal kejam! Aku terkesan dengan kecerdikan Abunawas. Di mana dia?

RAJA PIPIS 2 :
Kalau aku lain lagi. Aku pernah dipermalukan juga di depan masyarakat banyak. Waktu itu rakyat protes dengan kebijakanku yang tidak bijak menaikkan harga  sewa tanah, sewa lahan perkebunan, dan harga jual-beli sandang pangan. Mereka merasa tercekik tak berdaya. Tiba-tiba muncullah seorang pemuda yang sok jadi pembela. Demi menjaga harkat dan martabatku sebagai raja, maka  aku mencoba menjalin kesepakatan dengan rakyat, dengan perjannjian, jika pemuda yang sok jadi pembela ini gagal memenuhi permintaanku maka akan kupenggal kepalanya. Sebaliknya jika dia berhasil maka aku akan memberikan separuh wilayah kekuasaanku serta kuhapus semua kebijakan yang telah kuberlakukan.

RAJA PIPIS 1 :
Lalu apa permintaan yang kau ajukan kepada Abunawas?

RAJA PIPIS 2 :
Kusuruh ia mencari harimau berjanggut yang bisa berbicara.

RAJA PIPIS 1 :
Hhhmm aku mengerti akal bulusmu. Sesampainya di hutan harimau berjanggut itu tidak ada dan belum pernah ada kecuali perbuatam iblis. Lalu yang ada harimau sesungguhnya yang ganas dan siap menerkam Abunawas.

RAJA PIPIS 2 :
Tepat dan benar perkiraanmu Raja Pipis 1. Aku memang ingin mencelakainya.

RAJA PIPIS 1 :
Tapi ternyata. Kau gagal juga, kan? Dan sebagian wilayah-wilayah kekuasaanmu jatuh ke tangan Abunawas, kan.

RAJA PIPIS 2 :
(MENGANGGUK LEMAH DAN MERASA MALU)

RAJA PIPIS 1 :
Kalian sebagai raja-raja kurang cerdas! Kurang cerdik! Atau barangkali juga tidak pintar. Hanya kesempatan saja barangkali yang menjadikan kalian raja.
(MONDAR-MANDIR SAMBIL TERSENYUM-SENYUM BANGGA ATAS DIRINYA)
RAJA PIPIS 2-3 :
Maksud kau apa? Menghinakan kami? Melecehkan kami?  Katakana wahai Raja Pipis 1!

RAJA PIPIS 1 :
Jangan marah! Jangan gundah! Bicaraku belum selesai!

RAJA PIPIS 2-3 :
Lalu apa ceritamu? Apa ceritamu?

RAJA PIPIS 1 :
Aku berhasil lebih cerdik dari Abunawas. Waktu itu aku adakan ROG rumah-rumah penduduk.

RAJA PIPIS 2-3 :
Apa itu ROG?

RAJA PIPIS 1 :
Raja Operasi Geledah. Tanpa informasi, tanpa sosialisasi aku datangi rumah-rumah penduduk. Yang belum punya PBB, yang belum punya IMB, dan status yang tidak jelas, aku segel dan sita rumah mereka sampai ada penyelesaian selanjutnya.

RAJA PIPIS 2-3 :
(MENDENGARKAN DENGAN SERIUS)

RAJA PIPIS 1 :
Tapi berbeda ketentuan untuk Abunawas. Aku tidak mendatang rumahnya tetapi pasukan kerajaan yang sudah terlatih dalam tipu-menipu, bohong-berbohong, dan kibul-mengibuli yang aku perintahkan menggeledah dan memorak-porandakan seisi rumah Abunawas. Termasuk wilayah Anda berdua yang aku sita.

RAJA PIPIS 2-3 :
Haagghhh…jadi wilayah kekuasaan yang sudah kuberikan sebagian kepada Abunawas menjadi milikmu juga?  

RAJA PIPIS 1 :
(TERTAWA TERBAHAK-BAHAK DAN TERPINGKAL-PINGKAL)
Itulah aku katakan bahwa aku lebih pintar dari kalian dan aku lebih cerdik dari seorang Abunawas!

RAJA PIPIS 2-3 :
(SALING PANDANG DAN MERASA JENGKEL SAMPAI TIDAK MENYADARI MENGELUARKAN SUARA GERAM)

RAJA PIPIS 1 :
Sttt, jangan emosi dulu! Jangan marah dulu. Ceritaku belum selesai. (TERSENYUM-SENYUM MENGINGAT KEJADIAN)
Suatu hari Abunawas datang kepadaku dengan membawa sepiring buah durian yang ditutupi selembar kain kumal. Meskipun aku tidak suka melihatnya, bahkan ingin aku memenggal kepalanya di hadapan orang banyak, aku sebagai raja yang dikatakan bijak meskipun sebenarnya tidak bijak harus mampu bersandiwara di hadapan Abunawas.
Maka katanya,
ABUNAWAS:
“Baginda Raja yang mulia, bijaksana, sejahtera sentosalah hidup dan kehidupanmu. Aku Abunawas datang melaporkan dan mohon saran baginda yang selalu bijak.”

Bukan main aku bangganya dipuja-puji oleh Abunawas seperti itu.
Maka katanya lagi
ABUNAWAS:
 “Rumah hamba dirusak, dan dikotori seisinya. Karena hamba tidak berada di rumah ketika itu.”

RAJA PIPIS 1:
Kataku, siapa yang merusak rumahmu tanpa seizin aku?

ABUNAWSAS:
(ABUNAWAS MEMBUKA SEDIKIT KAIN PENUTUP PIRINGNYA)
“Ini. Lalat-lalat ini yang merusak dan mengotori rumahku.”

RAJA PIPIS 1:
Lalu apa yang kau harapkan dariku?

Katanya pula,
ABUNAWAS:
“Mohon izin dari Baginda untuk aku membalaskan sakit hatiku kepada mahluk-mahluk ini di hadapan Baginda.”

RAJA PIPIS 1:
Ooo, hanya mahluk-mahluk kotor ini. Baiklah aku izinkan. Silakan lakukan sesukamu!

ABUNAWAS:
“Baiklah baginda segera saya bertindak.
(MEMBUKA KAIN PENUTUP DAN MENGIBASKANNYA. SEKETIKA LALAT-LALAT YANG MENEMPEL DI BUAH DURIAN ITU BETERBANGAN KE SANA KESINI. SEKETIKA ITU PULA ABUNAWAS MULAI BERAKSI. DI PUKULNYA LALAT-LALT ITU SATU PER SATU. DIMATIKANNYA LALAT ITU MULAI DARI YANG TERBANG SAMPAI YANG MENEMPEL DI SELURUH DINDING ISTANA, BAHKAN YANG MENEMPEL DI WAJAH BAGINDA RAJA TAK LUPUT DARI PUKULAN BATANG KAYU YANG DIBAWANYA)

RAJA PIPIS 2-3 :
(TERTAWA TERPINGKAL-PINGKAL)

RAJA PIPIS 1 :
mengapa kalian tertawa?


RAJA PIPIS 3 :
Aku sudah bisa membayangkan bagaimana porak porandanya seisi istana dihancurkan oleh seorang Abunawas. (SAMBIL TERTAWA)

RAJA PIPIS 2 :
Dan aku tidak bisa membayangkan seorang Raja Pipis 1 yang sombong, arogan, dan takabur, dipukuli kayu Abunawas.  (SAMBIL TERTAWA)

RAJA PIPIS 2-3 :
Betapa Raja Pipis 1 akan pontang-panting ke sana kemari menghindari pukulan Abunawas. (TERTAWA TIADA HENTI)

RAJA PIPIS 3 :
Cukup jangan tertawa lagi, sekarang bagaimana menyikapi dan menyiasati Abunawas yang masih berkeliaran di wilayah kerajaan kita ini.

RAJA PIPIS 2-3 :
Ya, bagaimana ini. Bagaimana ini. Ba…gai…ma…na…i…ni

RAJA PIPIS 2-3 :
(BERBISIK-BISIK SEMENTARA RAJA PIPIS 1 MONDAR-MANDIR)
Hmmm, aku ada ide.
(MEREKA BERANGKULAN MEMBICARAKAN IDE HINGGA TIADA DISADARI 10 KALI MEREKA SUDAH BERPUTAR-PUTAR)

PUTARAN 5
MUSIK ARABIAN NIGHT TERDENGAR MENGIRINGI SEORANG PUNGGAWA KERAJAAN BERKELILING BERTERIAK-TERIAK MENGUMUNKAN SAYEMBARA YANG DISELENGGARAKAN OLEH ISTANA RAJA PIPIS 1. SEMUA PENDUDUK BERKUMPUL ANTUSIAS MENDENGARKAN PENGUMUMAN SAYEMBARA.

Pengumuman! Pengumuman! Pengumuman! Sayembara! Sayembara! Sayembara! Raja Pipis 1 akan menyelenggarakan sayembara dengan hadiah yang luar biasa! Siapa saja, usia berapa kecuali nenek-nenek dan kakek-kakek yang sudah bersiap-siap menghadap TYME, dari wilayah kerajaan mana tidak penting! Yang penting mendaftar dan mengikuti prosedur yang diberlakukan pihak istana kerajaan!
Barang siapa yang berminat silakan mendaftar dan mengikuti audisi di jalan Dewi Sartika … ech, itu sech alamat sekolah gua dulu sebelum jadi satpam, ech sebelum jadi punggawa kerajaan.
Hadiahnya menarik loch. Mau tau aja apa mau tau banget! Daftar dooongggg! Nanti juga tau dech hadiahnya.
O, ya sayembaranya adalah “Siapa yang bias membuat putrid Syakila tersenyum lalu memejamkan matanya tertidur, maka dia akan menjadi… hhhhmmm rahasia dong. Udah ach, ntar nggak seru ceritanya.
O, ya lagi. seyembara ini tertutup buat orang-orang dalam kerajaan demi menjaga aktivitas korupsi yang luar biasa dan makin menjadi-jadi alias nggak jera-jera di dalam kerajaan. Puih, piuh, puah, nggak punya malu ye!
“Pagi itu dua sahabat bertemu. Abunawas dan Abuwaswas untuk menghadapi raja-raja yang bersiasat singkirkan Abunawas. Abunawas Abunawas bukanlah lelaki penakut dan buntu strategi. lihat dulu orangnya belum pasti lemah pribadinya.”

PUTARAN 6
MUSIK THE VELVET SOUFFLE’ HELP IM IN LOVE TERDENGAR MENGIRINGI SEORANG ABUNAWAS DAN SAHABATNYA YANG BERNAMA ABUWASWAS JANJI BERTEMU DI SEBUAH KEDAI KOPI. ABUNAWAS MELANGKAH LAMBAN DI KESEPIAN. ABUWASWAS JUGA MELANGKAH LAMBAN DI KESEPIAN. SESAAT SAJA MEREKA BERTEMU.

ABUNAWAS
Hey, sahabat engkau datang juga. Kau datang juga. Biar kusambut dengan tawa bahagia. 

ABUWASWAS
Abunawas, sahabatku lucu dan jenaka. Aku pun bahagia. Jumpa sahabat lama.

ABUNAWAS
Abuwaswas bagaimana kabar denganmu?

ABUWASWAS
Aku sehat dan baik-baik saja teman. Semoga kau juga demikian. Apa gerangan kau undang aku untuk bertemu di tempat ini?

ABUNAWAS
Aku ingin bantuanmu menyelesaikan masalah cinta yang bertahun di kepala serasa seabad di dada.

ABUWASWAS
Ala mak, ini yang kusuka dari sahabatku Abunawas. Lucu, jenaka, dan pandai pula bersyair dan membaca syair. Apa yang bisa kubantu wahai sahabatku?
(ABUNAWAS MEMBERI ISYARAT SUPAYA ABU WASWAS MENDDEKATKAN TELINGANYA KE BIBIR ABU NAWAS. SESAAT DIBISIKANNYA SESUATU KE TELINGA ABU WASWAS—IA HANYA TERSENYUM)

ABUNAWAS
Bagaimana sahabat?

ABUWASWAS
Kau memang cerdik Abunawas.

ABUNAWAS
Suatu masalah akan selalu ada penyelesaiannya sahabat. Keteguhan akan membuat suatu masalah mencapai penyelesaiannya. Kekuatan batin dapat membantu untuk mempertahankan keteguhan.

ABUWASWAS
Kau hebat Abunawas. Aku setuju. Kapan kita mulai?

ABUNAWAS
Saat sayembara berlangsung.

ABUWASWAS
Baiklah. Kalau begitu, aku undur diri dulu. Sampai berjumpa di istana.

PUTARAN 7
MUSIK ARABIAN NIGHT TERDENGAR MENGIRINGI SUASANA DI ISTANA. TAMPAK PARA PESERTA SAYEMBARA MULAI DARI TUKANG PIJAT, DUKUN, DAN TABIB SUDAH MENGANTRE DI HALAMAN ISTANA YANG DIJAGA KETAT. MEREKA SUDAH MEMPERSIAPKAN SEGALA SESUATUNYA UNTUK MENGOBATI SANG PUTRI. DI SITU ADA ABUNAWAS DAN ABUWASWAS YANG MENYAMAR SEBAGAI TABIB NAMUN TIDAK DIKETAHUI KEBERADAANNYA OLEH RAJA.

RAJA PIPIS 2-3 :
Bro Pipis 1 mana si Abunawas? Belum terlihat juga batang hidungnya?

RAJA PIPIS 1 :
Ya, aku tidak tahu, dia mendengar pengumuman sayembara atau tidak. Padahal petugas kerajaan sudah keliling sampai ke hutan.

RAJA PIPIS 2-3 :
Kalau dia tidak muncul bagaimana?

RAJA PIPIS 1 :
Yach, gagal lah strategi kita. Ini sudah malam ketujuh tapi belum ada yang berhasil mengobati putriku. (BERTERIAK KEPADA PEGAWAI ISTANA KE ARAH DALAM KAMAR PUTRI) Hey, sudah berapa tabib yang masuk mengobati putriku?

TERDENGAR SUARA DARI DALAM: sudah peserta yang ke seribu!

RAJA PIPIS 2-3 :
(TERPERANGAH TIDAK PERCAYA LALU SALING PANDANG) Hagghh, jadi kita sudah 7 malam begadang di istana Raja Pipis 1? Dan ini sudah peserta yang ke-1000. Sepertinya kita akan gagal nech bro.

RAJA PIPIS 1 :
(DIAM TIDAK MENJAWAB. SEPERTINYA BERPIKIR PANJANG)

TERDENGAR SUARA DARI DALAM MENERIAKI PESERTA BERIKUTNYA: yah, peserta ke-1001 silakan masuk!
RAJA PIPIS 1 :
(DIAM TIDAK MENJAWAB. SEPERTINYA BERPIKIR PANJANG)
RAJA PIPIS 1, 2, 3 MULAI TERLIHAT RESAH KARENA PESERTA YANG DITUNGGU BELUM JUGA DATANG. HINGGA TAK LAMA DARI KERESAHAN MEREKA MUNCULLAH DI HADAPAN MEREKA DUA ORANG LAKI-LAKI BERJANGGUT PANJANG, BERJUBAH, DAN BERSORBAN MEMBERI SALAM.
ABUNAWAS-ABUWASWAS
Ass. Selamat malam. Salam sejahtera untuk Baginda, keluarga beserta seisi istana.

RAJA PIPIS 1 :
Siapa kalian? Dan apa tujuan kalian datang ke sini?

RAJA PIPIS 2-3 :
Ya, mau apa ke sini. Apa kalian tabib? Dukun? Atau tukang pijat?

ABUNAWAS-ABUWASWAS
Kami hanya ingin mencoba kemampuan kami untuk mengobati Putri Syakila.

RAJA PIPIS 1 :
Beraninya kalian coba-coba mengobati putriku, hahgg?

RAJA PIPIS 2-3 :
Ya, taruhannya apa kalau kalian gagal?

ABUNAWAS-ABUWASWAS
Kami bersedia dipenjarakan atau diusir dari wilayah kerajaan ini, sesuai yang baginda Raja-Raja inginkan. Bukankah begitu. (Ups hamper keceplosan, maaf ya Abunawas sahabatku)

RAJA PIPIS 1 :
Loh, memangnya kalian siapa?

RAJA PIPIS 2-3 :
Kok, tahu kalau kami memang mendendam kepada seseorang?

RAJA PIPIS 1 :
Kami hanya ingin Abunawas keluar dari wilayah kerajaan kekuasaanku ini.

RAJA PIPIS 2-3 :
Ya, kalau kami ingin memenggal kepalanya Abunawas.

ABUNAWAS-ABUWASWAS
Sekarang bagaimana dengan kami? Kami juga punya permintaan.

RAJA PIPIS 1 :
Apa permintaan kalian?

ABUNAWAS-ABUWASWAS
Kalau kami dapat menyembuhkan putri, maka nikahkan salah satu dari kami dengan putri baginda. Atau jika Baginda keberatan dan tidak berkenan, maka saya ajukan permintaan yang kedua yaitu serahkan istana kerajaan dan wilayah kerajaan untuk kami.

RAJA PIPIS 1-2-3 :
Hagggh, intinya kalian mau mengusir raja-raja di sini. Lalu kalian yang memegang tampuk pimpinan di sini? O, tidak bisa itu.

ABUNAWAS-ABUWASWAS
Kalau begitu kami permisi. Kami mengurungkan niat mengobati putri Baginda.

RAJA PIPIS 1 :
Eeehh, sebentar-sebentar, begitu aja ngambek.

ABUNAWAS-ABUWASWAS :
Siapa juga yang ngambek, ya? Kita juga pura-pura, kan.

RAJA PIPIS 1-2-3 :
Izinkan kami berembuk ya.

ABUNAWAS-ABUWASWAS
Hhmmm, niat jahat lagi tuch.

RAJA PIPIS 1 :
Baik kami setuju dengan permintaan yang kalian ajukan. Sekarang silakan sembuhkan penyakit putriku dalam waktu 10 menit.

ABUNAWAS-ABUWASWAS :
(SALING PANDANG. LALU MENGANGGUK) Baik kami sepakat.

MAKA SEGERALAH ABUNAWAS DAN ABUWASWAS MASUK KE DALAM KAMAR PUTRI SYAKILA UNTUK MENGOBATINGA DALAM WAKTU 10 MENIT. SEMENTARA KETIGA RAJA MEMANDANGI ABUNAWAS DAN ABUWASWAS YANG BERLALU DI HADAPANNYA.

“Jangan-jangan mereka orang yang kita tunggu-tunggu?”
“Setuju”

“Wahai tabib cinta, sembuhkan sakit di hati sembuhkan sakit di jiwa. Sembuhkan sakit di raga. Pejamkan matamu putri pejamkan. Senyumlah putri dan senyumlah. Segera wujudkan mimpimu. Itu pertanda kau bahagia.”

PUTARAN 8
MUSIK KESEDIHAN MENYELINGI SITUASI DAN KONDISI PUTRI SYAKILA DI KAMARNYA YANG TERBARING TIDAK BERDAYA. SEMENTARA TAMPAK ABUNAWAS DAN ABUWASWAS BERSIAP-SIAP MENGOBATINYA.

ABUNAWAS :
       “Pada suatu sore Abunawas dan teman-temannya berada di warung teh. Mereka berkumpul bercengkrama, bersenda gurau, memecahkan masalah, berteka-teki atau bertaruh-taruhan untuk sekadar menghibur diri sedang menunggu Abunawas. Mulailah seorang teman Abunawas membuat dan menyampaikan permasalahan ke hadapan Abunawas.”
       “Kami tahu engkau selalu bisa melepaskan diri dari perangkap-perangkap yang dirancang Baginda Raja Harun Al Rasyid. Tetapi kami yakin kali ini engkau pasti dihukum Baginda Raja bila engkau berani melakukannya.” kawan-kawan Abu Nawas membuka percakapan.”
       “Apa yang harus kutakutkan. Tidak ada sesuatu apapun yang perlu ditakuti kecuali kepada Tuhan” kata Abu Nawas menentang.”
       “Selama ini belum pernah ada seorang pun di negeri ini yang berani memantati Baginda Raja Harun Al Rasyid. Bukankah begitu hai Abu Nawas?” tanya kawan Abu Nawas.”
       “Tentu saja tidak ada yang berani melakukan hal itu karena itu adalah pelecehan yang amat berat hukumannya pasti dipancung.” kata Abu Nawas memberitahu.”
       “Itulah yang ingin kami ketahui darimu. Beranikah engkau melakukannya?”
       “Sudah kukatakan bahwa aku hanya takut kepada Tuhan saja. Sekarang apa taruhannya bila aku bersedia melakukannya?” Abu Nawas ganti bertanya.
       “Seratus keping uang emas. Disamping itu Baginda harus tertawa tatkala engkau pantati.” kata mereka.
       Abu Nawas pulang setelah menyanggupi tawaran yang amat berbahaya itu. Kawan-kawan Abu Nawas tidak yakin Abu Nawas sanggup membuat Baginda Raja tertawa apalagi ketika dipantati. Kayaknya kali ini Abu Nawas harus berhadapan dengan algojo pemenggal kepala.
       Minggu depan Baginda Raja Harun Al Rasyid akan mengadakan jamuan kenegaraan. Para menteri, pegawai istana dan orang-orang dekat Baginda diundang, termasuk Abu Nawas. Abu Nawas merasa hari-hari berlalu dengan cepat karena ia harus menciptakan jalan keluar yang paling aman bagi keselamatan lehernya dari pedang algojo. Tetapi bagi kawan-kawan Abu Nawas hari-hari terasa amat panjang. Karena mereka tak sabar menunggu pertaruhan yang amat mendebarkan itu.
       Persiapan-persiapan di halaman istana sudah dimulai. Baginda Raja menginginkan perjamuan nanti meriah karena Baginda juga mengundang raja raja dari negeri sahabat.
       Ketika hari yang dijanjikan tiba, semua tamu sudah datang kecuali Abunawas. Kawan-kawan Abunawas yang menyaksikan dari jauh merasa kecewa karena Abu nawas tidak hadir. Namun temyata mereka keliru. Abunawas bukannya tidak datang tetapi terlambat sehingga Abunawas duduk di tempat yang paling belakang.
       Ceramah-ceramah yang mengesankan mulai disampaikan oleh para ahli pidato. Dan tibalah giliran Baginda Raja Harun Al Rasyid menyampaikan pidatonya. Seusai menyampaikan pidato Baginda melihat Abunawas duduk sendirian di tempat yang tidak ada karpetnya. Karena merasa heran Baginda bertanya,
       “Mengapa engkau tidak duduk di atas karpet?”
       “Paduka yang mulia, hamba haturkan terima kaslh atas perhatian Baginda. Hamba sudah merasa cukup bahagia duduk di sini.” kata Abunawas.
       “Wahai Abunawas, majulah dan duduklah di atas karpet nanti pakaianmu kotor karena duduk di atas tanah.” Baginda Raja menyarankan.
       “Ampun Tuanku yang mulia, sebenarnya hamba ini sudah duduk di atas karpet.”
        Baginda bingung mendengar pengakuan Abunawas. Karena Baginda melihat sendiri Abunawas duduk di atas lantai.
       “Karpet yang mana yang engkau maksudkan wahai Abu Nawas?” tanya Baginda masih bingung.
       “Karpet hamba sendiri Tuanku yang mulia. Sekarang hamba selalu membawa karpet ke manapun hamba pergi.” Kata Abunawas seolah-olah menyimpan misteri.
       “Tetapi sejak tadi aku belum melihat karpet yang engkau bawa.” kata Baginda Raja bertambah bingung.
       “Baiklah Baginda yang mulia, kalau memang ingin tahu maka dengan senang hati hamba akan menunjukkan kepada Paduka yang mulia.” kata Abunawas sambil beringsut-ringsut ke depan. Setelah cukup dekat dengan Baginda, Abu Nawas berdiri kemudian menungging menunjukkan potongan karpet yang ditempelkan di bagian pantatnya. Abunawas kini seolah-olah memantati Baginda Raja Harun Al Rasyid. Melihat ada sepotong karpet menempel di pantat Abunawas, Baginda Raja tak bisa membendung tawa sehingga beliau terpingkal-pingkal diikuti oleh para undangan.
       Menyaksikan kejadian yang menggelikan itu kawan-kawan Abunawas merasa kagum. Mereka harus rela melepas seratus keping uang emas untuk Abunawas.

TIBA-TIBA SAJA TERLIHAT PUTRI SYAKILA TERSENYUM. TAK LAMA TERDENGAR SUARA TERTAWA PUTRI TERPINGKAL-PINGKAL DARI PERADUAN. KERUAN SUARA TAWA ITU MEMBUAT PERHATIAN SEISI KAMAR PUTRI SYAKILA TERTUJU KE ARAHNYA. TERNYATA PUTRI SYAKILA SUDAH DAPAT TERSENYUM BAHKAN TERTAWA TERPINGKAL-PINGKAL. SETELAH ITU PUTRI MEMEJAMKAN MATA.

PUTRI
Sekarang aku ingin tidur. Sudah terlalu lama aku tidak tidur dan tersenyum. Lega hatiku karena ada orang yang dapat menyembuhkan sakitku dan menolong aku meskipun aku belum tahu siapa orangnya.

BUNDA RATU
Haggg, anakku sudah sembuh. Sekarang dia ingin tidur. Sudah terlalu lama ia tidak memejamkan mata. (BERTERIAK-TERIAK MEMANGGIL BAGINDA RAJA) Baginda Raja! Kakanda ayang! Ayang! Ayang! Cepat ke sini!

“dalam cerita lama tersebut kisah abunawas jenaka menghadap raja.  Hilang pasti nyawanya karena bersalah. Tapi aneh akhirnya mendapat harta. Abunawas, lucu lagi jenaka lihat dulu orangnya belum pasti lemah pribadinya.”

PUTARAN 9
MUSIK ARABIAN NIGHT TERDENGAR MENGIRINGI PERTEMUAN RAJA PIPIS 1,2,3 BERSAMA DENGAN BUNDA RATU DAN PUTRI SYAKILA. RATUSAN UNDANGAN PEJABAT DAN PENDUDUK JELATA PUN TERLIHA MEMADATI ISTANA. KETIGA RAJA BERENCANA MANGAKALI ABUNAWAS LAGI KARENA MEREKA BELUM MAU MENYERAH DENGAN KEKALAHAN YANG BERKALI-KALI DIALAMINYA KARENA ULAH DAN KECERDIKAN ABUNAWAS.

ABUNAWAS-ABUWASWAS
Maaf yang Mulia. Hamba dipanggil ke sini menghadap Baginda gerangan apa lagi kesalahan hamba?

RAJA PIPIS 1 :
Tidak ada lagi kesalahan. Kami hanya ingin mengaundang makan kalian Abunawas dan Abuwaswas setelah kalian berhasil menyembuhkan putrid kami.

ABUNAWAS-ABUWASWAS
Jadi sebenarnya Baginda sudah tahu penyamaran kami.


RAJA PIPIS 1 :
Ya, sudahlah zaman sekarang penyamaran itu sudah ketinggalan. Cari ide dan gaya yang lain dong.

ABUNAWAS-ABUWASWAS
Segera akan kami cari ide yang lain kalau cerita ini berlanjut Baginda.

RAJA PIPIS 1 :
Kau ingin hidangan apa.semua ada di sini. Aku tahu kesukaanmu adalah ayam panggang bumbu rujak gejrot. Maka kuhidangkan khusus itu untukmu. Sedangkan tamu yang lain silakan menikmati hidangan sesuai selera. (Habis kali ini nyawamu Abunawas).

ABUNAWAS MELIHAT ADA ALGOJO DI HADAPANNYA. IA MULAI CURIGA DAN WASPADA SEKETIKA AKAL CERDIKNYA BEKERJA.

“Tidak mungkin kalau raja-raja ini tidak licik. Untuk apa algojo ini. Hhmm, bila aku memakan bagian leher ayam, maka Baginda Raja akan memotong leherku. Aku memakan dada, maka Baginda Raja  akan menusuk dadaku. Bila aku memakan bagian paha, maka pahaku akan dipotong oleh algojo ini. sepertinya dimakan atau tidak dimakan aku tetap saja akan terkena hukuman,"

RAJA PIPIS 1, 2, 3 TERSENYUM PUAS MEMANDANGI KEBINGUNGAN ABUNAWAS. TIBA-TIBA ABUNAWAS MENDAPATKAN AKAL. SEGERA IA MENJILATI SELURUH BAGIAN DARI AYAM PANGGANG ITU, MULAI DARI KEPALA SAMPAI KE “BELAKANG”. SETELAH MENJILATI SELURUH AYAM PANGGANG TERSEBUT, ABU BERKATA,

"Baginda Raja Pipis 1, 2, dan 3 kami siap menerima perlakuan yang sama dari Anda Raja-raja yang berhati mulia.”

RAJA PIPIS 1-2-3 :
Apa maksud kalian?

ABUNAWAS :
Jangan pura-pura tidak paham Baginda Raja-raja yang mulia. Bukankah acara ini dan perlakuan yang berikan untuk kami adalah strategi Anda untuk menyingkirkan kami?
RAJA PIPIS 1-2-3 :
Apa maksud kalian? Aku tidak paham.
ABUNAWAS :
Baik aku jelaskan. Pertama kalau aku memakan leher ayam panggang tadi maka aku akan dipenggal lehernya. Kedua kalau aku memakan dada, maka Baginda Raja  akan menusuk dadaku. Ketiga kalau aku memakan bagian paha, maka pahaku akan dipotong. Maka aku akan memakan dengan menjilati tubuh ayam panggang ini keseluruhan. Maka sekarang Anda harus konsekuan, konsisten, dan bijaksana. Jilati seluruh tubuh saya sekarang. Atau Anda kabulkan permintaan saya. Terserah menikahkan saya dengan tuan putri atau Anda dan keluarga Anada harus meninggalkan istana kerajaan dan seluruh isi istana menjadi milikku.

SEKETIKA ITU PULA, RAJA-RAJA TERDIAM DAN TIDAK MAMPU BERKATA APA-APA LAGI. HADIRIN DAN PARA TAMU YANG MENYAKSIKAN PUN GEGER DAN TAK KUASA MENAHAN TAWA. MEREKA TAK SANGGUP MEMBAYANGKAN RAJA PIPIS 1, 2, 3 MENJILATI TUBUH ABU NAWAS.

ABUNAWAS
Ingat Baginda di sini banyak saksi akan janji Anda dan perlakuan Anda terhadap saya dan penduduk yang juga rakyat Anda. Yang seharusnya Anda lindungi. Bukan begitu hadirin?
MAKA RAJA PIPIS 1 MEMINTA MAAF KEPADA ABUNAWAS DAN MEMOHON UNTUK TIDAK MENGUSIRNYA BESERTA KELUARGANYA DARI ISTANA. RAJA PIPIS 1 BERSEDIA MERESTUIPERNIKAHAN PUTRI SYAKILA DAN ABUNAWAS. CERITA PUN BERAKHIR DENGAN BAHAGIA.


SELESAI


Mei 2015


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Potret Guruku Part 1

PROLOG SUASANA HENING. SUARA MUSIK LAMBAN DAN LAMAT-LAMAT TERDENGAR BERSAMAAN DENGAN SEBUAH PUISI TENTANG POTRET GURUKU DILANTUNKAN SESEORANG YANG SUDAH BERADA DALAM PANGGUNG. ”Dijemputnya pagi tanpa letih disapanya mentari tanpa pamrih menuju jalan berpangkal harapan anak-anak bermasa depan. Berbekal doa anak-istri disandangnya tas di bahu kiri tak ada lagi mimpi bersisa di dahi kedua kakinya jadi saksi bahwa hidup jangan menunggu sesuatu yang tak pasti. Berdiri tegap di depan kelas dengan suara lantang diajarkannya anak-anak menghitung bintang, melihat bulan, melihat matahari, melihat langit biru, melihat awan berarak, melihat gunung menjulang, melihat bukit berhimpit, melihat laut membentang, melihat gelombang pasang, melihat pantai membelai, melihat angin menderu, melihat burung berkicau, melihat pohon meliuk,  melihat daun gugur melayang tertelentang di tanah basah, melihat hujan deras, melihat badai mengganas, melihat malam temaram, meliha...

Reuni Banci

REUNI BANCI PROLOG (SUARA MENGGEMA MEMBUAT BERGIDIK TIAP ORANG YANG BERIMAN MENDENGARNYA) AN-NUR : AYAT 1 S u ratun anzaln a h a wa faradn a h a waanzaln a f i h a a y a tim bayin a til la’alakum tazakkar u n “(inilah) suatu surah yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukumnya), dan Kami turunkan di dalamnya tanda-tanda (kebesaran Allah) yang jelas agar kamu ingat.” AL-HUJURAT: AYAT 13 Ya ayyuhan-nasu inna khalaqnakum min zakariw wa unsa wa ja’alnakum syu’ubaw wa qaba’ila lita’arafu, inna akramakum ‘indallahi atqakum, innallaha ‘alimun khabir. “Wahai  manusia! Sungguh, Kami  telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa, Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. PUTARAN 1 REMBANG SENJA. HENING. SUASANA BEGITU MENCEKAM. SESAAT TERDENGAR D...