Langsung ke konten utama

Pesta SMA 115


“ PESTA “
Karya : Drs. M. Sinar Hadi S.

MUSIK :
MUNCUL SEORANG DENGAN GAYA KHARISMA. ENTAH PRIA ENTAH WANITA. BERBICARA SENDIRI.
  “Semua orang suka pesta. Barangkali hanya orang yang bodoh dan tertinggal zaman yang tak suka pesta. Pesta adalah sebuah peristiwa, sebuah catatan, sebuah kenangan yang dapat dijadikan ukuran bahwa seseorang pernah merasakan kepuasan, kebahagiaan, barangkali juga kesedihan ( kalau pestanya di rumah duka ). Tapi ini…(MELIHAT DAN MEMPERLIHATKAN SEBENTUK GULUNGAN} harus disampaikan. Tidak boleh tidak. Semua orang harus diberi tahu. Semua orang harus tahu.”
TERGESA-GESA. EXIT.

MUSIK :
SEKELOMPOK ORANG MENGGELIAT, RESAH, GELISAH, GALAU TANPA ARAH. GERAKAN MEREKA SEPERTI GAMBARAN TIANG-TIANG YANG MULAI MIRING POSISINYA. BARANGKALI PONDASINYA TIDAK KUAT, TIDAK KOKOH SEHINGGA DAPAT SAJA ROBOH SEWAKTU-WAKTU. ATAU ARSITEKTURNYA SALAH, TIDAK SESUAI RENCANA. SEKELOMPOK ORANG DIAM. STATIS.

MUSIK :
MUNCUL SEORANG DENGAN GAYA PALING TAHU. PALING BENAR. BAHKAN PALING-PALING.

“Ini salah yang membuat gambar! Arsiteknya bodoh! Atau tukang-tukangnya tidak professional! Tidak punya pengalaman! Ahhhhh, umtung saya datang. Untung saya begitu tajam melihat kesalahan dan kekurangan. Atau jangan-jangan, banyak …”

TUKANG 1                :   (KELUAR DARI KELOMPOK) Jangan banyak berprasangka.
                                       Tidak baik. Saya tukangnya loh. Saya ikut membangun gedung ini.
SEORANG                 :  Saya tidak berprasangka, tetapi berpraduga boleh, kan? Secara   
               gitu, loch.
TUKANG 1                :  Bahasa Anda sungguh-sungguh saya tidak pahami.
SEORANG                 :  Berarti kamu bodoh!
TUKANG 2                :  (KELUAR DARI KELOMPOK) Anda ini, siapa sich
                                       sebenarnya? Kok berani-beraninya bicara kasar?
SEORANG                 :  Anda tidak perlu tahu. Saya hanya ingin menyelamatkan sesuatu
   yang berusaha menghancurkan.
TUKANG 2                :  Maksud Anda?
SEORANG                 :  Lihat saja nanti. (MENGELOYOR PERGI)
TUKANG 2                :  Sombong! Tapi aneh. Aneh, tapi jelas dan nyata terjadi di sini, di
                                       tempat ini.

SATU PERSATU ORANG MUDA KELUAR DARI KELOMPOKNYA.

MUDA 1                     :  Tidak perlu gusar. Ikuti saja permainannya.
TUKANG 1                :  Ini bukan main-main. Ini sungguhan lagi.
MUDA 2                     :  Terus apa yang akan Anda lakukan?
TUKANG 2                :  Atur strategi. Lihat itu! Kita ingin melihat mereka hancur?

(MENUNJUK KE ARAH SEKELOMPOK MANUSIA MUDA YANG BERGERAK GELISAH SEPERTI MENUNTUT SESUATU YANG TAK PASTI)

TUKANG 1                :  Mereka bisa tersadap darahnya. Mereka bermasa depan.
MUDA 1 - 2                :  Kami, makin  tak mengerti.
TUKANG 1 - 2           :  Ya, sudah, kita lihat saja nanti. (KEDUANYA BERLALU)

SATU PER SATU LAGI MUNCUL DARI KELOMPOK MANUSIA MUDA DALAM GAIRAH PESTA YANG DIDAMBA LAMA. MEREKA BERGERAK BERSAMA MUSIK YANG MENGUNGKIT GAIRAH. ( MUSIK :  MAGDALENA / SERGIO MENDEZ )

MUDA  3                    :  Hey, kita jadi pesta? Kita jadi pesta?
MUDA  4                    :  Kita pasti pesta. Kita akan pesta besarrrrrrrr…..
MUDA  3                    :  Waaah, pasti hebat dan meriah…
MUDA  5                    :  Ya, tapi pesta apa? Apa pestanya?
MUDA  1                    :  Pesta bulan yang penuh bahasa!
MUDA  2                    :  Penuh kata-kata!
MUDA  4                    :  Barangkali pesta penuh luka?
MUDA  5                    :  Atau pesta duka-duka.
MUDA  6                    :  Barangkali pesta suka cita!
SEORANG                 :  Atau pesta duka cita?
MUDA  6                    :  Bukan…pesta penuh makana.
SEORANG                 :  Yang pasti pesta unjuk rasa  atau … pesta cari muka!
MUDA  7                    :  Loh, memangnya perasaan dan mukanya disimpan di mana?
MUDA 5                     :  Sudah hilang.
SEORANG                 :  Ya, sudah hilang perasaan dan mukanya
MUDA  3                    :  Lalu, pesta kita ini pesta apa?
SEORANG                 :  Pesta luka-luka pada muka dan perasaan. Paham?
SEMUA MANUSIA MUDA BERTERIAK ‘PAHAM’

SEORANG                 :  Mengerti?
SEMUA MANUSIA MUDA BERTERIAK ‘TIDAK’

SEORANG                 :  Bolot kamu!
SEMUA MANUSIA MUDA BERTERIAK ‘BOLOT’

SEORANG                 :  Botol kamu!
SEMUA MANUSIA MUDA BERTERIAK ‘BODOH DAN TOLOL’

SEORANG                 :  Akhirnya saya berhasil membuat pesta dalam sekejap. Pesta ini
                                       akan semakin menarik bila pesertanya semua hadir, ikut, dan
                                       terlibat. (TERTAWA GELAK-GELAK)
SEMUA MANUSIA MUDA IKUT TERTAWA GELAK-GELAK. SEORANG TERTAWA LAGI. SEMUA MANUSIA MUDA IKUT TERTAWA LAGI. DAN SETERUSNYA BERKALI-KALI.
MUSIK : PESTA

SEORANG DENGAN GAYA KHARISMA MUNCUL TERGESA-GESA. DI TANGANNYA MENGGENGGAM GULUNGAN KERTAS BERWARNA MERAH DARAH. IA BERETERIAK MENYELA, MENGHENTIKAN SEORANG.
“Setooooppppppp! Jangan teruskan pesta seperti ini! Jangan lakukan! Hentikan ! ini bukan pesta bermasa depan, ‘tau’!”

SEMUA MANUSIA MUDA BERTERIAK Pesta???  Jadi kita sedang pesta?

SEORANG                 :  Hey, jangan ganggu kesenangan orang! Jangan ganggu saya!
                                       Jangan macam-macam! Kamu belum tahu siapa saya?

SEORANG KHARISMA :
“Saya tidak perlu tahu siapa kamu!”

SEORANG                 :  Kamu harus tahu siapa saya. Saya pembenaran, saya pencerahan,
                                       sayalah pembawa masa depan!

SEORANG KHARISMA :
“Itu tidak penting!”
SEORANG                 :  Penting!
SEORANG KHARISMA :
“Itu tidak penting!”
SEORANG                 :  Penting!

SEORANG KHARISMA :
“Itu tidak penting!”

SEORANG                 :  Penting!
SEORANG KHARISMA :
“Itu tidak penting!”

SEORANG                 :  Penting!
SEORANG KHARISMA :
“Itu tidak penting!”

SEMUA MANUSIA MUDA BERTERIAK ‘Loh? Lololololololololololololololo…!

SEORANG KHARISMA :
“Yang penting adalah ini! (MENUNJUKKAN GULUNGAN KERTAS BERWARNA MERAH DARAH)

SEORANG                 :  Apa itu!? Jangan macam-macam dengan saya!

SEMUA MANUSIA MUDA BERTERIAK Ya, apa itu? Jangan macam-macam dengan kami…!

SEORANG DAN SEMUA MANUSIA MUDA MENDEKATI SEORANG KHARISMA SAMBIL BERTERIAK ‘BERIKAN’ DAN ‘BUKA’. MEREKA BERUSAHA MEREBUT GULUNGAN KERTAS BERWARNA MERAH DARAH. MEREKA SALING SIKUT. MEREKA SALING PEPET. MEREKA SALING MENYELAK. SEMENTARA SEORANG KHARISMA BERUSAHA MEMPERTAHANKAN GULUNGAN KERTAS MERAH DARAH. IA ADA DI TENGAH-TENGAH KEROYOKAN. (MUSIK : ROCK IT)

PADA AKHIRNYA SEORANG KHARISMA MENYERAH. GULUNGAN KERTAS BERWARNA MERAH DARAH ITU BERADA DI TANGAN SEORANG. LALU DIBUKANYA SEGERA. DAN ISINYA : DIRGAHAYU HUT KE … SMAN 115 JAKARTA.

SEORANG HANYA GELENG-GELENG KEPALA DAN TERSENYUM.
SEMUA MANUSIA MUDA BERTERIAK ‘Makanya, jangan saling curiga, atau gampang mencurigai, jangan gampang menuduh atau dituduh, yang penting SECARA GITU LOCH…!”     MUSIK : PESTA.

SELESAI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Potret Guruku Part 1

PROLOG SUASANA HENING. SUARA MUSIK LAMBAN DAN LAMAT-LAMAT TERDENGAR BERSAMAAN DENGAN SEBUAH PUISI TENTANG POTRET GURUKU DILANTUNKAN SESEORANG YANG SUDAH BERADA DALAM PANGGUNG. ”Dijemputnya pagi tanpa letih disapanya mentari tanpa pamrih menuju jalan berpangkal harapan anak-anak bermasa depan. Berbekal doa anak-istri disandangnya tas di bahu kiri tak ada lagi mimpi bersisa di dahi kedua kakinya jadi saksi bahwa hidup jangan menunggu sesuatu yang tak pasti. Berdiri tegap di depan kelas dengan suara lantang diajarkannya anak-anak menghitung bintang, melihat bulan, melihat matahari, melihat langit biru, melihat awan berarak, melihat gunung menjulang, melihat bukit berhimpit, melihat laut membentang, melihat gelombang pasang, melihat pantai membelai, melihat angin menderu, melihat burung berkicau, melihat pohon meliuk,  melihat daun gugur melayang tertelentang di tanah basah, melihat hujan deras, melihat badai mengganas, melihat malam temaram, meliha...

Abunawas Mencari Cinta

ABUNAWAS MENCARI CINTA Tales from the Thousand and One Nights OPENING: M USIK ARABIAN NIGHT TERDENGAR MENGIRINGI SEORANG SAHIBULHIKAYAT MASUK DENGAN POSTURE DAN GAYA SERTA DILENGKAPI KOSTUM TIMUR TENGAH YANG BERUSAHA MEMIKAT PENDENGAR CERITA. Di TANGANNYA TERLIHAT SEBUAH KITAB KUNO BERISI RIBUAN CERITA. DIA BERLENGGAK KE KIRI BERLENGGOK KE KANAN. MAJU-MUNDUR. CELINGAK-CELINGUK MENCARI SESUATU YANG AKAN DIJADIKAN SESUATU BAGINYA. SETELAH MERASA PASTI DIA BERUJAR: “Ini hanya sebuah dongeng. Sebuah cerita pelipur lara. Jenaka. Logika. Dan nyata bagi siapa saja yang dapat memahami ceritanya. Bagi yang tidak bisa memahami cerita ini, ML namanya (masalah elu). Dan bagi siapa saja yang tidak tertawa melihat kelucuan dalam cerita ini yang sebenarnya tidak lucu,  PL namanya (penderitaan elu).” LALU KATANYA: “Assalamualaikum. Wahai penonton, wahai pendengar. Ada sebuah cerita dari sekian cerita yang disampaikan dari lisan ke lisan, tentang istana kerajaan, tentang raja-ra...

Reuni Banci

REUNI BANCI PROLOG (SUARA MENGGEMA MEMBUAT BERGIDIK TIAP ORANG YANG BERIMAN MENDENGARNYA) AN-NUR : AYAT 1 S u ratun anzaln a h a wa faradn a h a waanzaln a f i h a a y a tim bayin a til la’alakum tazakkar u n “(inilah) suatu surah yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukumnya), dan Kami turunkan di dalamnya tanda-tanda (kebesaran Allah) yang jelas agar kamu ingat.” AL-HUJURAT: AYAT 13 Ya ayyuhan-nasu inna khalaqnakum min zakariw wa unsa wa ja’alnakum syu’ubaw wa qaba’ila lita’arafu, inna akramakum ‘indallahi atqakum, innallaha ‘alimun khabir. “Wahai  manusia! Sungguh, Kami  telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa, Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. PUTARAN 1 REMBANG SENJA. HENING. SUASANA BEGITU MENCEKAM. SESAAT TERDENGAR D...