DRAMA
MUSIKAL
‘KARTINI
MIGAS’
Menyongsong Indonesia Gagah
Adijaya Sejahtera
I
MUSIK: FADE IN—FADE OUT
SEORANG WANITA BERPAKAIAN PEKERJA
LENGKAP DENGAN UNIFORMNYA (SKK) SUDAH BERADA DI PANGGUNG DENGAN SELEMBAR KERTAS
BERTULISKAN PUISI DI TANGANNYA. CAHAYA LAMPU MENGAWALI PEMBACAAN PUISI.
Hari ini 21 April 2017
Panggil aku Kartini lewat makna
puisi
Demi tegaknya emansipasi.
Tak ada lagi tradisi bagi kami
Yang selalu merajut hari hari
Dari pagi hingga malam bermimpi
Jadi permaisuri mentari.
Tak ada lagi diskusi bagi kami
Sekian lama kami menanti
Sekian lama kami menabdi
Belum juga kau beri arti.
Tak ada lagi basa-basi
Cukup sudah kami mencari jati diri
Lelah sekali jari-jemari ini
membelai kata hati
Kalau hanya untuk menyanyi dan
menari.
Tak ada lagi tirani bagi kartini
Demi harga diri.
Bukan maksud merampas kodrat ilahi
Berat memang berdiri di tahta
lelaki
Sekarang tak ada lagi tradisi jika
diri harus ternodai
Tak ada lagi diskusi jika harus
menjual diri
Tak ada lagi basa-basi jika harus
jadi pemuas ambisi dan birahi.
Sebab akan kusongsong cahaya
gemilang mentari demi Indonesia gagah adijaya dan sejahtera.
MUSIK: FADE IN—FADE OUT:
II
DALAM CAHAYA BULAN. WANITA KARTINI
BERPAMITAN KEPADA IBUNDANYA UNTUK MEWUJUDKAN GAGASAN DAN CITA-CITANYA SEBAGAI
WANITA ADIJAYA DI MATA DUNIA.
KARTINI:
Bunda. Kartini mohon izinmu untuk wujudkan
aspirasi dan impian yang akan jadi inspirasi nyata
bagi kami, bagi kartini-kartini yang ada di
bumi persada ini, bagi wanita yang selama ini selalu ditata. Kini aku, bersama
kartini-kartini lainnya akan menata dunia di jagat pertiwi ini.
BUNDA:
“Wahai, Kartini, anakku. Janganlah engkau bimbang
dan ragu lagi untuk menentukan sikapmu sebagai wanita yang kelak Berjaya.
Melangkahlah dengan pasti untuk wujudkan segala apa yang menjadi aspirasi dan
inspirasimu. Kini zaman
demokrasi tidak lagi hanya berdiskusi yang pada akhirnya mengeksploitasi harga
diri. Doa bunda selalu untukmu
Kartiniku.
KARTINI:
Terima kasih Bunda. (DENGAN GERAK TARI
MELANGKAH KE DEPAN LALU BERSIKAP LAYAKNYA SEORANG KESATRIA ADIJAYA—KEPALA
MENEGAK DAN MEMBUSUNGKAN DADA) Lihat Bunda! Akan kubangun negeri ini dengan
kedua tangan
Ku yang bukan
hanya sanggup menggerakkan lengan dan jari-jariku yang lentik dan tubuhku yang
gemulai, melainkan akan ‘kupegang’ besi, kayu, tanah, dan air, lalu kugali,
kugali, dan kugali terus hingga kutancapkan tiang pancang di bumi subur ini!
Aku tahu dan yakin bangsaku adalah manusia berpotensi yang mampu mengolah dan
mengelola bumi yang subur dan kaya ini. (MERENTANGKAN DAN MEMBENTANGKAN
TANGANNYA)
BLACK OUT.
III
MUSIC: FADE IN—FADE OUT.
SEKELOMPOK PEKERJA SKK MIGAS (SATUAN KERJA
KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI) SUDAH BERADA DI
PANGGUNG. CAHAYA PERLAHAN MENGEMBANG. TAMPAK MEREKA TENGAH BERGIAT DALAM KERJA.
MEREKA MELAKUKAN EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI DI LAHAN MIGAS. PROSES PENELITIAN,
PENGGALIAN LAHAN SUMBER DAN SEBAGAINYA DALAM DESKRIPSI GERAK TARI DAN LAGU. “Gali
gali, gali lagi, lahan digali. hasil dibeli. Investasi pun tinggi.” SEMENTARA
KARTINI BERADA DI ANTARA BEBERAPA INVESTOR YANG MENCOBA MENANAMKAN MODALNYA DI
INDONESIA.
KARTINI:
Pada tahun 2017 rencananya akan
dilakukan pengeboran sebanyak enam sumur oleh Total E&P Indonesie dan 19
sumur oleh PT Pertamina Hulu Mahakam. Bagaimana Bapak dan Ibu? Jadi bekerja sama
dengan kami?
KETIGA INVESTOR MENJAWAB SETUJU
UNTUK BERINVESTASI SECARA BERSAHUTAN.
INVESTOR 1:
Setuju.
INVESTOR 2:
Setuju.
INVESTOR 3:
Setuju.
INVESTOR-INVESTOR:
Pasti. Kami akan berinvestasi dengan
Anda Ibu Kartini.
IV
KARTINI BEGITU SEMANGAT MEMIMMPIN
PROYEK-PROYEK PENGEBORAN DI BERBAGAI DAERAH YANG MEMILIKI SUMBER DAYA ALAM
MIGAS YANG TINGGI DAN BERPOTENSI. DIA BERHASIL MENJADI WANITA ADIJAYA DI
INDONESIA. NAMUN TANTANGAN DI DEPAN KARTINI BELUM SELESAI. MASALAH REGULASI
MENGHADANG. KARTINI TIDAK MENYERAH. AKHIRNYA KARTINI MENDAPAT BANTUAN DARI
PEMERINTAH UNTUK MEWUJUDKAN KERJASAMA HULU MIGAS YANG LEBIH CEPAT DAN EFISIEN
SEHINGGA KARTINI PUN MENEMUKAN SOLUSI DAN JALAN KELUARNYA.
KELOMPOK ORANG:
Hey wanita muda bersemangat baja! Jangan
seenaknya Anda melakukan eksploitasi di daerah kami. Kami merasa dirugikan.
Kalian bisa menikmati untung besar berlipat ganda sementara kami menderita. Di
mana nurani kalian! Ya, bagaimana dengan hutan kami? Bagaimana dengan sumur
minyak kami? Apa ada izin dari pemerintah daerah? Yang jelas bagaimana nasib
kami!
KARTINI:
Tenang! Sabar Bapak dan Ibu serta
Saudara-saudara sekalian. Kami tidak sewenang-wenang melakukan eksplorasi dan eksploitasi
di daerah ini. Kami sudah perhitungkan dan pertimbangkan sebijak dan seadil
mungkin. Kami justru akan membantu Bapak dan Ibu serta Saudara-saudara sekalian
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah ini. Kami bertindak, kami
bekerja, kami berupaya, berpedoman pada UUD 45 pasal 33 ayat 3: Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Tanpa mengesampingkan prinsip kami ingin bekerja sama
dengan masyarkat pemilik sah daerah ini.
Setuju!
MASYARAKAT DAERAH SETEMPAT AKHIRNYA
MENGERTI DAN MENYETUJUI KERJA SAMA DENGAN IBU KARTINI UNTUK MEMBUKA LAHAN MIGAS
DI DAERAHNYA. KELOMPOK MASYARAKAT DAN IBU KARTINI BERGERAK DAN MENARI SAMBIL
MENYANYIKAN LAGU “BANGSA JAYA DENGAN
KERJA SAMA”.
Komentar
Posting Komentar